Bisnis.com, JAKARTA – Guangzhou, kota terbesar di China selatan dengan ibukota Provinsi Guangdong, pada awal abad ke-19 adalah salah satu kota terbesar di dunia. Penduduknya yang berpendidikan tinggi selalu aktif dalam kegiatan politik, terlibat dalam kebangkitan Kanton 1911 yang mengarah pada Revolusi China menentang Dinasti Manchu.
Selama sepakan, kota Ghuangzhou dipercaya menajdi tuan rumah Kejuaraan Dunia BWF 2013. Adakah sejarah provinsi itu –Kebangkitan Kanton menuju Revolusi China – menginspirasi para pebulutangkis Thailand dan Indonesia?
Merujuk pada kisah Kejuaraan Dunia BWF sejak awalnya (1977), ,sah jika hasil 2013 dilihat orang sebagai Revolusi Bulutangkis. Apalagi China pada dua tahun terakhir (2010 dan 2011) begitu mendominasi. Merebut semua gelar (lima). Namun, benarkah revolusi itu telah terjadi jika merujuk pada gelar yang diraih Hendra Setiawan dan Muhammad Ahsan dan Tontowi Ahmad dan Lilyana Natsir Indonesia?
Melihat pada kisah 2012 dan 2013, pasangan putra Indonesia, sungguh perkasa. Posisi pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan selalu menjadi kerikil tajam bagi keperkasaan raksasa bulutangkis, China. Pada 2012, ganda putra ini adalah semifinalis YONEX Denmark Open 2012. Pada 2013 mereka adalah pemegang gelar Maybank Malaysia Open Super Series 2013, semi final YONEX ALL England 2013, runner-Up YONEX Australian Open Grand Prix Gold, juara Djarum Indonesia Open Super Series Premier 2013, juara Li-Ning Singapore Open Super Series 2013, sebelum akhirnya menjuarai BWF World Badminton Championships 2013.
Bahkan, pasangan ganda putra Indonesia ini –Muhammad Ahsan/Hendra Setiawan (Ahsan/Hendra)— sebelumnya berhasil meraih gelar ketiganya di ajang Singapore Open Superseries 2013, Minggu (23/6/2013). Gelar ketiga di Singapore Open ini hasil dari kemenangan ketiga dari lawan yang sama, yakni Ko Sung Hyun/Lee Yong Dae asal Korea, peringkat satu dunia. Di mana ganda China?
Bahkan, menjelang keberangkatan, Mohammad Ahsan-Hendra Setiawan yang bertekad membawa pulang gelar juara sudah memberikan isyarat. "Kami memang dikasih target emas. Dan dari saya pribadi memang ingin menjadi juara," kata Hendra Setiawan jelang keberangkatan.
Dan Hendra mengaku ada "dendam". Tapi tidak kepada pasangan China. Justru terhadap pasangan nomor satu dunia Ko Sung Hyun-Lee Yong Dae dari Korea Selatan yang dia kalahkan bersama Ahsan dalam turnamen Indonesia Terbuka 2013 dan Singapura Terbuka 2013. “Harus waspada apalagi mereka lebih sering kalah," kata Hendra.
Begitupun dengan pasangan campuran kita, Tontowi Ahmad/Lilyana Nasyir. Mereka adalah kekuatan dunia di nomor ini. Lihat saja gelar yang sudah dicapai kedua pasangan kita ini: juara Kumpoo Macau Open Badminton Championships 2010, runner-up Chinese Taipei GP Gold 2010, juara Indonesia Open GPG 2010, juara Sunrise India Open Super Series 2011, juara Malaysia Open GP Gold 2011, juara Singapura Open Super Series 2011, runner-up Indonesia Open Super Series Premier 2011, juara SEA Games 2011, juara Kumpoo Macau Open 2011.
Pada 2012: Juara Yonex All England Open Badminton Championships, juara Swiss Open, juara Yonex Sunrise India Open, runner-up Djarum Indonesia Open Super Series, juara Indonesia Open GP Gold, runner-up Yonex Denmark Open, juara Kumpoo Macau Open Badminton Championships.
2013: Juara Yonex All England Badminton Championships, juara Yonex Sunrise India Open Super Series, juara Li-Ning Singapore Open Super Series dan juara BWF World Championship.
Xu Chen/Ma Jin yang masih betengger di puncak peringkat satu dunia dengan berbagai gelar yang mereka raih pada tahun lalu, kini pun tengah merosot. Pada tahun ini, mereka belum pernah mencicipi gelar juara 1 kali pun.
Bukan hanya Xu Chen/Ma Jin yang mengalami penurunan, ganda campuran lainnya dari China Zhang/Zunley juga kian menurun, tidak seganas dahulu. Mereka bahkan dihempaskan pasangan baru Ko Sung Hyun/Kim Ha Na di partai final Badminton Asia Championship 2013. Tontowi Ahmad/Lilyna Natsir sendiri mampu mempertahankan juara All England 2 kali, dan menciptakan hatrick di India Open Super Series.
Tiga pasangan ganda campuran Tontowi/Lilyana, Xu Chen/Ma Jin dan Zhang Nang/Zunley kerap bertukar posisi di puncak peringkat Badminton World Federation (BWF). Kini, Xu Chen/Ma Ji, Juli lalu di peringkat satu dan Tontowi/Lilyana di posisi kedua dam Zhang/Zunley di peringkat ketiga.
Sukses kedua ganda kita menegaskan, di Tanah China, menjadi bukti: Indonesia tetap pusat kekuatan khususnya di dua nomor ganda itu. Lalu di mana revolusi itu? Saat China kehilangan gelar tunggal putri? Tidak 100%. Tunggal putrid Thailand, Ratchanok Inthanon telah berprestasi sejak lama.
Pada 2012, misalnya, Ratchanok lolos ke final Thailand Open Grand Prix, tapi kalah dari pemain India yang kini sedang meroket, Saina Nehwal 19–21 21–15 21–10 di final. Kemudian Ratchanok lolos ke final All England Open Badminton Championships, tetapi kalah dari Tine Rasmussen 14–21, 21–16, 10–21.
Pada tahun ini, selain juara Kejuaraan Dunia BWF 2013, dia mengalahkan peraih medali emas Olimpiade 2012, Li Xuerui (China). Dia kini menjadi juara tunggal putrid termuda sepanjang sejarah event itu digelar.
Namun, yang pasti, Indonesia masih terseok-seok di tiga nomor: tunggal putra, putri dan ganda putri. Di tunggal putra, Tommy Sugiarto masih di peringkat kedelapan dan Sony Dwi Kuncoro peringkat kesembilan. Sementara di tunggal putri, kita tidak menempatkan pemain kita di sepuluh besar. Di ganda putri, hanya menempatkan pasangan Pia Zebadiah Bernadeth dan Rizki Amelia Pradipta di peringkat keenam.
Terlepas dari posisi yang ada itu, sukses dua nomor di Kejuaraan Dunia BWF tahun ini, sepatutnya menjadi awal kebangkitan bulutangkis Indonesia. Mampukah? Bukan sekadar kalimat: "Bulutangkis kita sudah bangkit..."
Daftar Negara Paling Berjaya di Kejuaraan Dunia sejak 1977.
Negara | 77 | 80 | 83 | 85 | 87 | 89 | 91 | 93 | 95 | 97 | 99 | 01 | 03 | 05 | 06 | 07 | Total |
China | 2 | 3 | 5 | 4 | 3 | 1 | 1 | 3 | 2 | 3 | 3 | 2 | 4 | 3 | 40 | ||
Indonesia | 1 | 4 | 1 | 3 | 2 | 1 | 2 | 2 | 2 | 18 | |||||||
Denamrk | 3 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 9 | |||||||||
Korsel | 2 | 1 | 2 | 1 | 2 | 1 | 9 | ||||||||||
Ingris | 1 | 1 | 1 | 3 | |||||||||||||
Swedia | 1 | 1 | 2 | ||||||||||||||
Jepang | 1 | 1 | |||||||||||||||
AS | 1 | 1 |
2009: China merebut 4 gelar dan 1 Denmark
2010: China borong kelima gelar
2011: China borong kelima gelar
*China menjadi satu-satunya negara yang pernah memborong keseluruh medali emas pada semua kategori yaitu pada 1987, 2010 dan 2011.
BWF World Championship | |
Tanggal | August 5 – 11 |
Lokasi | Guangzhou |
BWF Badminton Champions | |
Tunggal Putra | Lin Dan China (CHN) |
Tunggal Putri | Ratchanok Inthanon Thailand (THA) |
Ganda Putra | Hendra Setiawan dan Muhammad Ahsan Indonesia (INA) |
Ganda Putri | Wang Xiaoli dan Yu Yang China (CHN) |
Ganda Campuran | Tontowi Ahmad dan Lilyana Natsir Indonesia (INA) |
Event | Emas | Perak | Perunggu |
Tunggal Putra | Lin Dan | Lee Chong Wei | Nguyn Tin Minh Vietnam |
Du Pengyu | |||
Tunggal Putri | Ratchanok Inthanon | Li Xuerui | Bae Youn-joo Korsel |
P. V. Sindhu | |||
Ganda Putra | Hendra Setiawan | Mathias Boe | Cai Yun dan Fu Haifeng |
Kim Ki-jung dan Kim Sa-rang | |||
Ganda Putri | Wang Xiaoli | Eom Hye-won | Tian Qing dan Zhao Yunlei |
Christinna Pedersen dan Kamilla Rytter Juhl | |||
Ganda Campuran | Tontowi Ahmad | Xu Chen | Shin Baek-cheol dan Eom Hye-won |
Zhang Nan dan Zhao Yunlei |
Tabel Medali BWF 2013
Rangking | Negara | Emas | Perak | Perunggu | Total |
1 | China | 2 | 2 | 4 | 8 |
2 | Indonesia | 2 | 0 | 0 | 2 |
3 | Thailand | 1 | 0 | 0 | 1 |
4 | South Korea | 0 | 1 | 3 | 4 |
5 | Denmark | 0 | 1 | 1 | 2 |
6 | Malaysia | 0 | 1 | 0 | 1 |
7 | India | 0 | 0 | 1 | 1 |
Vietnam | 0 | 0 | 1 | 1 | |
Total | 4 | 4 | 10 | 18 |