Bisnis.com, JAKARTA - Alih-alih menjadi acara olahraga terbesar antartim di seluruh dunia, Piala Dunia Antarklub 2025 justru banjir kritik dari kalangan pesepak bola.
FIFA menggelar Piala Dunia Antarklub 2025 di Amerika Serikat (AS) pada Minggu (15/6/2025).
Berbeda seperti edisi sebelumnya yang hanya diikuti tim juara dari masing-masing konfederasi, Piala Dunia Antarklub 2025 melibatkan 32 klub peserta.
Presiden FIFA Gianni Infantino menyebut penambahan peserta menjadi 32 tim itu adalah "agar lebih seimbang dan lebih menarik bagi lembaga penyiaran dan sponsor".
Selain itu, FIFA juga ingin "mempromosikan" AS sebagai tuan rumah sebelum gelaran paling akbar, Piala Dunia, digelar di negara tersebut tahun depan.
Dengan kata lain, FIFA ingin memaksimalkan potensi bisnis sepak bola lewat Piala Dunia Antarklub 2025 yang diikuti tim-tim elite dunia.
Baca Juga
Jauh panggang dari api, rencana FIFA untuk Piala Dunia Antarklub 2025 tak berjalan dengan mulus bahkan sejak hari pertama.
Tiket untuk laga pembuka Piala Dunia Antarklub 2025 yang mempertemukan Inter Miami dan Al Ahly dijual dengan kisaran harga 100-an dolar AS, atau sekitar Rp1,6 jutaan.
Akan tetapi, karena minimnya animo dari penonton, FIFA banting harga dan memangkas harga tiket laga pembuka Piala Dunia Antarklub 2025 menjadi 55 dolar AS atau sekitar 892 ribu.
Tak cukup sampai di situ, diskon tersebut ternyata belum cukup untuk mendongkrak minat para penonton.
Jelang laga pembuka pada 15 Juni lalu itu FIFA kembali memotong harga tiket Piala Dunia Antarklub 2025.
FIFA menawarkan tiket ke kampus-kampus di AS dengan bundle harga yang terbilang sangat murah.
Mahasiswa bisa menyaksikan laga Inter Miami vs Al Ahly dengan membeli tiket seharga 20 dolar AS atau sekitar Rp325 ribu dan bisa mendapatkan maksimal 4 tiket tambahan secara gratis.
Dengan kata lain, setiap orang hanya perlu membayar 4 dolar AS untuk menyaksikan megabintang Lionel Messi bermain bersama Inter Miami melawan Al Ahly di Piala Dunia Antarklub 2025.