Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo mengatakan pihaknya kini masih menunggu hasil rapat dari Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dengan Cambodia Sea Games Organizing Committee (CAMSOC) terkait keikutsertaan cabang olahraga tenis meja di Sea Games 2023 Kamboja.
Cabang olahraga tenis meja sejatinya tidak diikutsertakan dalam ajang Sea Games ke-32 ini. Namun, saat upacara pengukuhan tim Indonesia untuk Se Games Kamboja di halaman Kemenpora pada Selasa (2/5), perwakilan atlet tenis meja terlihat ikut berbaris di barisan para atlet.
“Tadi pagi saya cek ke Sekjen dan Ketum KOI, ini mereka rapat sama CAMSOC-nya. Jadi ini lagi diplomasi dari berbagai akses dan cara kita lagi usahakan,” kata Dito ketika ditemui awak media di halaman Kantor Kemenpora di Jakarta, Kamis sore.
Untuk keputusan resmi bisa ikut bertanding atau tidaknya, Menpora Dito menegaskan pihaknya akan mengusahakannya setidaknya hari ini atau Jumat (5/5).
“Harusnya hari ini (keputusan) atau besok kita kejar,” katanya.
Menpora mengatakan jika nantinya cabang olahraga tenis meja resmi ikut bertanding, maka jumlah total atlet Indonesia di Sea Games Kamboja yang semula sebanyak 599 atlet tidak bertambah.
Baca Juga
Hal ini dikarenakan jumlah 599 atlet tersebut sudah termasuk dengan jumlah atlet tim tenis meja yang diberangkatkan.
“Sebenarnya yang 599 itu sudah termasuk dengan potensi tenis meja sih, udah masuk sih,” jelas Dito.
Berbeda dengan persoalan jumlah atlet, untuk cabang olahraganya sendiri, jumlah cabang olahraga yang diikuti Indonesia di ajang Sea Games 2023 nanti akan bertambah dari semula sebanyak 31 menjadi 32 cabang olahraga yang diikuti jika cabang olahraga tenis meja resmi ikut bertanding.
“Karena belum resmi disahkan di CAMSOC-nya, kalau sudah otomatis jadi 32,” kata Dito.
Cabang olahraga tenis meja sudah absen dalam ajang Sea Games sebanyak dua kali yaitu saat di Filipina 2019 dan Vietnam 2021.
Menpora mengatakan salah satu alasannya mengikutsertakan tenis meja di ajang dua tahunan untuk tahun ini itu adalah untuk menghindari sanksi dari Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF).