Bisnis.com, SOLO - Kontroversi yang mengiringi Arema FC semakin bertambah setelah klub ini mendapat penolakan dari berbagai pihak, termasuk kelompok suporternya sendiri, Aremania.
Arema FC bertubi-tubi mendapat tekanan dari publik sepak bola. Tekanan juga datang dari kelompok suporter yang tadinya membela tim Singo Edan.
Massa pendukung Arema FC melakukan aksi demo yang berujung dengan kerusuhan di depan kantor tim Jalan Mayjend Pandjaitan No.42, Malang, pada Minggu (29/1/2023).
Sekelompok massa itu mendesak Arema FC untuk bertanggung jawab dan meminta maaf atas Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang.
Kerusuhan di depan markas mereka membuat manajemen Arema FC mempertimbangkan opsi membubarkan tim.
"Jika dirasa Arema FC ini dianggap mengganggu kondusivitas, tentu ada pertimbangan tersendiri terkait eksistensinya atau seperti apa tapi kami tetap menyerahkan kepada banyak pihak," tutur Komisaris PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi, Tatang Dwi Arifianto, Senin (30/1/2023).
Baca Juga
Namun situasi berubah lagi sehari kemudian. Hari ini, Selasa (31/1/2023), ada sekelompok massa yang mengatasnamakan Aremania, memberikan dukungan kepada Arema FC.
Berbeda dengan kelompok massa yang menggelar demo pada Minggu kemarin, kali ini suporter justru menyayangkan jika Arema FC sampai bubar.
"Jujur, informasi yang beredar kemarin dan hari ini membuat saya resah. Saya ini sangat bangga dengan Arema, meski hidup di luar kota. Jangan sampai bubar, apa yang kita banggakan kalau Arema sampai bubar karena Arema itu harga mati orang-orang Malang, jangan sampai bubar harus eksis apa yang akan kita banggakan pada anak cucu kita nanti," tutur Amin Sukorejo, salah satu Aremania yang hadir dalam aksi demo hari ini.
Manajemen Arema FC pun berubah pikiran. Tatang mengatakan pihaknya kini menimbang lagi keputusan untuk bubar.
Bersama dengan ratusan Aremania yang hadir, manajemen juga memasang kembali logo Arema FC yang sempat dirusak akibat kerusuhan dua hari lalu.
"Jujur, kami sampaikan rasa haru dan terima kasih atas dukungan besar Aremania. Kita tahu, Arema FC dan Aremania ini adalah keluarga. Tidak hanya di saat-saat senang, di masa-masa sulit seperti ini kita harus tetap menguatkan. Melihat dukungan yang luar biasa ini, tentu saja kami akan berusaha sekuat tenaga untuk terus berjuang mempertahankan eksistensi klub ini," tutur Tatang.
Situasi ini membuat kelompok suporter Arema FC terbelah di media sosial. Ada yang mendukung, ada pula yang menentang tim berlambang kepala singa itu.
Akun Twitter Pojok Gajayana, misalnya, yang mencuit bahwa dirinya enggan disebut sebagai Aremania lagi jika syaratnya harus mendukung Arema FC.
"Jika sebutan Aremania sekarang adalah hanya untuk pendukung (Arema) FC, maka jangan pernah sebut aku Aremania lagi, biarkan aku menjadi Arek Malang selamanya! Lebih baik diasingkan, daripada menyerah kepada kemunafikan," tulis akun @GajayanaPojok.