Tragedi di Kanjuruhan Paling Mematikan
Daftar Kerusuhan Suporter Terbesar di Indonesia
1. Persita vs Persikota (2011) - 2 tewas
Bentrok dua kelompok suporter dari tim sekota, Persita dan Persikota, menelan korban pada 2011.
Insiden saling lempar antara Benteng Mania (suporter Persikota) dan Benteng Mania (Benteng Viola) mengakibatkan dua suporter meregang nyawa.
Dari data yang didapatkan, dua suporter dari Benteng Viola yang masih berusia di bawah 17 tahun meninggal akibat pemukulan dan pengeroyokan.
2. Persibo vs Persebaya (2012) 5 tewas
Setahun berselang, ada insiden usai laga Persibo Bojonegoro vs Persebaya Surabaya pada Liga Indonesia 2012.
Lima orang meninggal dunia, empat di antaranya terkonfirmasi sebagai Bonek, pendukung Persebaya.
Kelima orang itu meninggal usai terkena lemparan batu saat berada di dalam kereta. Pelaku pelemparan ditengarai sebagai suporter Persela Lamongan yang saat itu hubungannya kurang baik dengan Bonek.
Baca Juga
3. Persija vs Persib (2012) 3 tewas
Selain Arema FC vs Persebaya, laga Persija vs Persib juga menjadi partai paling panas di sepak bola Indonesia.
Pada 2012, misalnya, tiga orang suporter Persija meninggal dunia akibat pengeroyokan.
Ironisnya, itu bukan insiden terakhir yang menewaskan suporter akibat rivalitas panas Persija vs Persib.
4. Bentrok Aremania dan Bonek (2014) 3 tewas
Tiga orang Aremania meninggal dunia akibat bentrokan dengan Bonek di Tol Simo.
Derby Jawa Timur antara Arema FC dan Persebaya memang terkenal sangat panas bahkan sebelum era Liga 1.
Ketiga Aremania itu meninggal dunia diduga karena menjadi korban pengeroyokan.
5. Kerusuhan Kanjuruhan (2022) 127 tewas
Jauh meninggalkan catatan korban pada empat insiden sebelumnya, Kerusuhan Kanjuruhan menjadi yang paling besar di sepak bola Indonesia.
Berdasarkan keterangan beberapa pihak, tragedi di Stadion Kanjuruhan bukan merupakan bentrok antarsuporter. Sebab, Bonek sudah dilarang hadir ke markas Arema FC pada laga tersebut.
Banyaknya korban meninggal dunia diduga karena sesak napas akibat gas air mata dan berdesakan saat keluar dari stadion.