Sejarah Buruk Indonesia-Israel dan Nasibnya di Piala Dunia U-20 2023
1. Seruan Ir. Soekarno untuk Boikot Israel
Berawal dari hubungan politik yang kemudian merembet ke olahraga, timnas Indonesia sempat memboikot pertandingan kontra Israel.
Kejadian itu berlangsung di ajang Kualifikasi Piala Dunia 1958 Swedia. Atas perintah presiden kala itu, Ir. Soekarno, timnas Indonesia memilih mundur saat harus bertandang ke markas Israel.
Israel mendapat banyak penolakan setelah apa yang mereka lakukan terhadap Palestina. Salah satu penolakan itu juga datang dari Indonesia.
Ir. Soekarno yang getol dengan kampanye antikolonialisme dan imperialisme, menyebut pertandingan timnas Indonesia vs Israel sama saja dengan mengakui keberadaan negara tersebut.
Ironisnya, laga timnas Indonesia vs Israel itu berlangsung pada babak kualifikasi kedua atau terakhir Kualifikasi Piala Dunia 1958.
Seandainya timnas Indonesia menang atas Israel pada laga tersebut, skuad Garuda bakal mendapat slot tampil di putaran final Piala Dunia 1958.
Baca Juga
2. Larangan ke Asian Games 1962
Israel, pada era 1960-an, masih terhitung sebagai negara di kawasan Asia dalam bidang olahraga. Maka dari itu, Israel bisa berpartisipasi di ajang Asian Games 1962.
Indonesia yang menjadi tuan rumah Asian Games edisi keempat itu menolak memberikan visa kepada kontingen asal Israel.
Israel sebelumnya telah tampil dalam dua edisi Asian Games, yakni 1954 di Manila dan 1958 di Tokyo. Namun untuk edisi keempat Asian Games, kontingen Israel tak bisa ambil bagian.
Hal itu memicu Komite Olimpiade Internasional (IOC) menjatuhkan sanksi kepada Indonesia usai Asian Games 1962.
3. Piala Fed 2006 Memperuncing Keadaan
Atlet Indonesia sempat akan dikirim ke turnamen tenis Piala Fed 2006 yang digelar di Israel.
Namun jelang keberangkatan, Menteri Luar Negeri, Hassan Wirajuda, meninjau kembali izin para atlet tenis untuk bertolak ke Israel.
Hasilnya, Indonesia akhirnya menarik diri dari Piala Fed 2006 karena menolak mengirimkan wakil ke Israel.
Atas kejadian tersebut, Indonesia dijatuhi denda sebesar Rp268 juta oleh federasi tenis internasional (ITF).
4. Angin Segar dari Tepok Bulu
Hubungan Indonesia-Israel di bidang olahraga sempat membaik pada ajang Kejuaraan Bulu Tangkis Dunia pada 2015.
Atlet Israel, Misha Zilberman, bisa bermain dalam turnamen yang digelar di Indonesia itu. Namun, proses kedatangan Misha Zilberman tak berlangsung dengan mudah.
Misha bisa tampil di Kejuaraan Bulu Tangkis Dunia 2015 dengan penjagaan ketat, usai visanya tertahan cukup lama.
Gelombang penolakan dari organisasi kemasyarakatan (ormas) di Indonesia membuat laga Misha Zilberman dipantau dengan cukup intens, termasuk saat di lapangan.