Bisnis.com, JAKARTA - Untuk mengatasi cuaca panas yang ekstrim di trek baru Mandalika, Indonesia, pemasok ban MotoGP Michelin telah membawa ban bekas yang sebelumnya dilombakan di Thailand pada tahun 2018.
Hal ini memicu kemarahan dari rider Honda Pol Espargaro. Keputusan dari Michelin ini merupakan respon atas masalah ban yang muncul saat tes pramusim di Mandalika bulan lalu.
Desain ban lama ini telah menyebabkan masalah bagi beberapa pabrikan motor, terutama Honda, yang mengalami mimpi buruk saat kualifikasi dengan tidak ada pebalap yang lolos dari sesi kualifikasi.
Marc Marquez jatuh dua kali dan tidak bisa lebih baik dari posisi 15 – meskipun akhirnya dia akan mulai dari urutan 14 setelah penalti untuk Franco Morbidelli – sementara Espargaro harus puas di posisi 16.
Keputusan dari Michelin ini telah mempengaruhi Honda secara negatif dan Espargaro menilai hal ini "tidak adil" mengingat dia membangun motor terbaik di grid dengan ban normal.
“Honda sepanjang musim dingin, bahkan tahun lalu, mengambil banyak informasi tentang ban, bahkan di sini kami bekerja keras untuk mengenali masalah motornya,” katanya.
Baca Juga
“Mereka membawa motor baru ke Jerez, ke Malaysia yang sangat cocok dengan ban saat ini." “Kemudian ada beberapa masalah selama tes [Indonesia] dan untuk memperbaiki masalah tersebut Michelin membawa ban berusia empat tahun," ungkap Espargaro.
“Jadi, yang kami hadapi adalah kami memiliki motor terbaik di grid dengan ban saat ini, dengan ban normal. Tetapi dengan ban berusia empat tahun, motor ini tidak dibuat untuk itu," tegasnya, dikutip dari Motorsport.
Melihat progres Ducati, dia melihat tim tersebut berjuang keras di sini dalam tes. Selama ini, lanjut, Espargaro, Ducati dinilai sangat lambat, terutama dalam hal ritme, tetapi sekarang mereka terbang.
“Kami sangat kesal dengan itu, karena kami cepat dan kami pikir itu tidak adil dalam beberapa hal karena kami bekerja sangat keras selama pra-musim dengan motor baru dan saya pikir Honda melakukan pekerjaan luar biasa dan kami tidak pantas mendapatkan hasil ini.”
Begitu parahnya masalah grip belakang yang dialami Espargaro pada desain ban lama, dia khawatir dia mungkin tidak dapat menyelesaikan balapan hari Minggu karena tekanan yang sekarang diberikan pada ban depan miliknya.
“Maksud saya, ini lucu karena kami memiliki masalah pada tes dengan ban karena suhu, tetapi kami memiliki masalah sekarang untuk menyelesaikan balapan dengan ban,” tambahnya.
Rekan setimnya di Moto GP Marc Marquez memiliki banyak momen selama kualifikasi hari pertama, sebelum keduanya mengalami kecelakaan dan mengakui bahwa masalah yang dihadapi pembalap Honda, terletak pada desain ban belakang. Hal ini mengejutkan mengingat Espargaro menduduki puncak tes Mandalika pada bulan Februari.
Start dari posisi 14, Marquez mengakui dia harus menyerang dari awal dan berharap bannya bertahan di akhir balapan.
“Saya tidak bisa memiliki kesabaran yang sama [seperti yang saya lakukan di Qatar] besok,” kata Marquez. “Saya harus menyerang. Di lap ketika saya akan menyerang saya akan mengambil risiko," tegasnya.
“Dan kemudian kita akan melihat apakah itu terlalu banyak atau tidak, tetapi saya harus mengambil risiko untuk minimal finish di 10 besar."