Bisnis.com, JAKARTA - Turki berharap terjadi keajaiban saat pertandingan terakhir fase grup di Piala Eropa atau Euro 2020 melawan Swiss pada Minggu (20/6/2021).
Hal ini diungkapkan pelatih Turki Senol Gunes, setelah timnya kalah pada dua pertandingan pertama tanpa mencetak gol.
"Kami sedang berjuang untuk menggapai keajaiban sekarang dan dengan berat hati kami melangkah," kata Gunes dalam konferensi pers, Sabtu (19/6/2021).
Bek Caglar Soyuncu mengatakan, tim bertekad untuk berjuang mencari kemenangan melawan Swiss di Stadion Olimpiade Baku.
"Kami berada dalam situasi yang hancur ini. Bahkan jika pertandingan itu tidak mampu menyelamatkan kami, kami tetap harus mendapatkan kemenangan di pertandingan terakhir melawan Swiss," kata pemain Leicester City itu.
Turki kebobolan lima gol saat kalah dari Italia dan Wales di Grup A.
Baca Juga
“Sebagai bek, kekecewaan besar atas kebobolan lima gol. Kami harus mengkritik diri sendiri. Besok adalah kesempatan terakhir dan kami sangat bersemangat tentang hal itu,” kata Soyuncu.
Swiss yang berada di posisi ketiga juga bertekad untuk memetik kemenangan besar demi memberi mereka peluang menyalip Wales, yang akan bermain melawan pemuncak grup Italia pada Minggu, dan mencapai babak 16 besar.
Gunes mengatakan, timnya belum memenuhi harapan tetapi Turki masih memiliki pemain muda yang akan menjadi tulang punggung tim nasional selama satu dekade kedepan.
"Untuk tim muda kami, kekalahan melawan Italia di pertandingan pembuka kami rasanya seperti akhir dunia," kata Gunes, dikutip dari Antara.
"Namun, tidak masalah kami mendapatkan hasil buruk di turnamen ini karena para pemain muda ini adalah masa depan Turki,” pungkasnya.