Alasan Suporter MU Membeci Keluarga Glazer
Ketika saham dibeli oleh Malcom Glazer, Manchester United sedang berada dalam kondisi terbaik mereka. Mereka juga mampu memenangkan banyak sekali trofi di bawah arahan manajer handal Sir Alex Ferguson.
Peruntungan mereka kemudian seperti habis seiring pensiunnya Ferguson pada 2013. Manajemen silih berganti datang, tapi trofi juara Liga Inggris tak juga datang. Glazer kemudian dianggap bersalah karena menerapkan pola belanja yang membuat klub itu tak lagi mampu membeli pemain super seperti sebelumnya.
Pengelolaan klub di bawah Glazer juga menjadi kepedulian fans. Mereka kecewa melihat MU yang tadinya bebas kini memiliki utang hingga Rp 10 triliun. Hutang tersebut terjadi karena pembelian klub kala itu disokong oleh peminjaman dana dari aset klub.
Penggemar beranggapan bahwa Glazer hanya menjadikan MU sebagai mesin pencetak uang, guna menutupi hutang-hutang tersebut. Mereka lebih kecewa karena pada saat sama prestasi MU terus merosot. Klub langganan juara itu bahkan sempat berkutat di papan tengah klasemen Liga Inggris dan kesulitan mencapai Liga Champion.
Demonstrasi yang dilakukan akhir pekan lalu, dipastikan tak akan jadi aksi terakhir dari para suporter yang kecewa. Mereka akan terus menyuarakan ketidakpuasannya, mungkin hingga Glazer menjual sahamnya atau hingga MU kembali juara lagi.