Bisnis.com, JAKARTA – Sangat boleh jadi penyerang Leicester City Jamie Vardy mengakhiri Liga Primer Inggris musim 2019–2020 dengan perasaan campur aduk.
Di satu sisi Leicester kalah dari Manchester United di matchday terakhir hingga gagal finis di empat besar yang merupakan jatah tiket Liga Champions, tetapi di sisi lain dia tampil sebagai top skor dengan mencetak 23 gol.
Vardy hampir saja tergusur dari posisi teratas dalam daftar pencetak gol. Dia gagal mencetak gol pada laga terakhir, sedangkan dua pesaing terdekatnya mencatatkan gol tambahan pada pertandingan yang digelar bersamaan.
Pemain Southampton Danny Ings mencetak sebiji gol saat timnya menang 3–1 atas Sheffield United, sedangkan ujung tombak Arsenal Pierre-Emerick Aubameyang menjaringkan dua gol saat The Gunners menekuk Watford 3–2.
Dengam tambahan gol tersebut, Ings dan Aubameyang mencetak gol 22 gol, hanya satu lebih sedikit dibandingkan dengan Vardy.
Dengan hasil ini, Vardy mendapatkan sedikit hiburan atas kegagalan Leicester merebut tiket Liga Champions. Pemain depan berusia 33 tahun itu juga menjadi top skor paling tua sejak era Liga Primer digulirkan pada 1992.
Baca Juga
Ini untuk pertama kalinya pemain bernama lengkap Jamie Richard Vardy itu menjadi pencetak gol terbanyak.
Musim lalu dia menjaringkan 18 gol, di belakang Aubameyang serta duo Liverpool Mohamed Salah dan Sadio Mane yang masing-masing mencetak 22 gol, juga satu gol di belakang penyerang Manchester City Sergio Aguero.
Pada musim 2017–2018, Vardy mencetak 20 gol, di belakang Salah 32 gol, kapten Tottenham Hotspur Harry Kane 30, dan Aguero 21 gol.
Bahkan pada musim 2016–2017, dia hanya mencetak 13 gol, terpaut jauh dari top skor ketika itu, Kane, yang menjaringkan 29 gol.
Saat berkontribusi penting membawa Leicester City juara Liga Primer Inggris untuk pertama kalinya sepanjang sejarah pada musim 2015–2016 pun, Vardy tidak menjadi top skor. Dia ketika itu mencetak 24 gol, sama dengan raihan Aguero dan satu lebih sedikit dengan jumlah gol Kane sebagai top skor.