Bisnis.com, JAKARTA - Manajer Everton Carlo Ancelotti menilai perubahan skema penutupan bursa trasfer Liga Inggris merupakan ide yang buruk dan berpotensi menimbulkan kerugian.
Mantan pelatih AC Milan tersebut merasa tidak nyaman dengan penutupan bursa transfer Liga Premier Inggris setelah musim berlangsung. Pasalnya, hal itu akan membuat pengelolaan pemain yang akan berpindah klub menjadi lebih sulit.
Adapun klub-klub Liga Premier pada Kamis (7/2/2020) sepakat untuk mengembalikan deadline bursa transfer pemain musim depan ke akhir Agustus atau awal September. Skema itu dinilai sejalan dengan ritme liga-liga top Eropa lainnya.
Langkah ini dinilai membuat klub-klub bisa menghindari kehilangan pemainnya ke rival klub Eropa setelah jendela transfer ditutup pada 1 September tahun ini dan klub Inggris dilarang merekrut lagi pemain pengganti.
"Untuk pekerjaan saya, tidak baik adanya bursa transfer yang sangat terbuka ini. Apabila anda harus mengelola pemain selama sebulan untuk mereka yang ingin hengkang, ini akan lebih sulit," kata Ancelotti seperti dikutip dari Antara, Sabtu (8/2/2020)
Adapun Everton mengalami peningkatan performa sejak Ancelotti mengambil alih kursi manajer. Klub asal Kota Liverpool itu hanya kalah sekali dalam 10 pertandingan liga terakhir mereka dan menjauh dari zona degradasi.
Baca Juga
Ancelotti mengatakan meskipun Everton masih berpeluang lolos ke Liga Eropa. Namun demikian dia menilai untuk target yang lebih tinggi seperti lolos ke Liga Champions merupakan target sulit. Terlebih, saat ini Everton terpaut delapan poin di belakang Chelsea yang berada di posisi keempat.
"Jujur, kami tidak memikirkan (Liga Champions). Bermain Liga Europa akan menjadi hasil yang fantastis bagi kami untuk musim depan. Ini adalah target. Chelsea terlalu jauh di depan saat ini," katanya.