Bisnis.com, JAKARTA – Turnamen golf Combiphar Players Championship 2019, yang memasuki tahun keempatnya di Asian Development Tour, menjadi ajang bagi para pegolf Indonesia dan internasional untuk mengumpulkan poin ke Olimpiade 2020.
Sebanyak 144 peserta dari 20 negara, termasuk 50 perwakilan atlet golf profesional Indonesia, siap bersaing untuk memperebutkan hadiah total US$100.000 di turnamen yang digelar pada 24 - 27 September di Parahyangan Golf, Bandung, Jawa Barat.
"Turnamen golf berskala internasional yang telah memasuki tahun keempat ini diharapkan dapat menjadi sarana memperlebar peluang pegolf Indonesia mendulang poin dan meningkatkan peringkat internasional. Dengan demikian, mereka dapat turut berkompetisi ke Olimpiade 2020," ungkap Presiden Direktur Combiphar Michael Wanandi di Jakarta, Rabu (4/9/2019).
Turnamen yang menjadi salah satu yang terbesar dalam kalender tahun ini juga menjadi ajang penting dalam perburuan Order of Merit ADT serta kartu Asian Tour 2020.
Sekjen Professional Golfers Association Tour of Indonesia (PGATI) Agus Triyono mengungkapkan agar bisa lolos ke Olimpiade 2020 di Tokyo, maka pegolf harus berada di ranking 300 dunia.
"Indonesia memang sedang berjuang...untuk mencapai sana, maka kita harus mengikuti turnamen-turnamen yang dihitung poinnya, salah satunya seperti Combiphar," kata Agus.
Namun, hanya pegolf yang finis peringkat enam besar di turnamen ADT seperti ini yang mendapatkan poin untuk Olimpiade.
Dia menjelaskan jumlah pegolf yang bisa berlaga di turnamen internasional pun terbatas. "Kalau di Asian Tour mungkin kita punya empat orang, kalau ADT ada lima orang," ujar Agus.
Salah satu pegolf Indonesia yang akan turun di turnamen ADT di Parahyangan bulan depan adalah Rinaldi Adiyandono, yang mengincar gelar juara di Combiphar Players Championship 2019.
"Sebulan lalu saya sudah coba lapangannya. Cukup menantang dan bagus jadi kami tidak sabar untuk berkompetisi di sana," kata Rinaldi, yang tak pernah absen mengikuti turnamen tersebut. "Target saya sih inginnya juara, atau ada orang Indonesia yang juara."
Setelah digelar di Bali dalam 2 tahun terakhir, turnamen tahun ini digelar di Bandung. Perpindahan lapangan diharapkan dapat memberikan tantangan yang lebih kompetitif sekaligus memberikan pengalaman yang berbeda bagi para peserta turnamen itu.