Bisnis.com, JAKARTA – Petenis Austria Dominic Thiem, yang dikalahkan Rafael Nadal (Spanyol) di final Prancis Terbuka 2019 di Roland Garros Paris, mengaku pertandingannya di turnamen Grand Slam tersebut berjalan dengan brutal tetapi unik.
"Itu hal yang unik dan juga brutal dalam tenis, saya memenangi enam pertandingan yang luar biasa. Kemarin saya mengalahkan salah satu legenda terbesar. Bahkan 24 jam kemudian saya harus menghadapi lagi legenda menakjubkan lainnya, melawan pemain lapangan tanah liat terbaik sepanjang masa," kata Thiem melangsir laporan atptour.com, Senin (10/6/2019).
Sebelum dikalahkan Nadal yang meraih trofi ke-12 Roland Garros, Thiem berada dalam kondisi yang meyakinkan setelah mengalahkan unggulan nomor satu dunia Novak Djokovic di semifinal pada Sabtu (8/6/2019).
Meski menjalani pertandingan selama 2 hari dan sejumlah penundaan akibat hujan yang mengguyur arena tanah liat, Thiem bisa mempertahankan kondisi mental dan staminanya untuk menundukkan petenis Serbia itu dengan skor 6-2 3-6 7-5 5-7 7-5.
Sebelum menghadapi Djokovic di semifinal, unggulan keempat itu terlebih dulu mengalahkan unggulan 14 Gael Monfils dan kemudian unggulan ke-10 Karen Khachanov tanpa kehilangan lebih dari empat gim dalam satu set.
Meski begitu, hasilnya adalah dia tidak mampu menandingi unggulan kedua Nadal yang menyandang status sebagai raja lapangan tanah liat.
"Itu menunjukkan betapa sulitnya untuk memenangi Grand Slam saat ini. Kemarin saya merasa sangat bahagia dengan kemenangan yang sangat baik, tetapi hari ini saya kalah. Saya gagal mewujudkan impian terbesar dalam karir tenis saya, jadi saya tidak merasa sebaik kemarin," ujar Thiem.
Meski Thiem telah mengalami pergolakan emosi yang begitu besar akibat naik-turun pertandingan, dengan tidak ragu-ragu ia mengaku sudah menikmati permainan yang luar biasa di Roland Garros.
"Saya memberikan semua yang saya miliki dalam 2 pekan ini. Hanya itu yang bisa saya lakukan. Memang tidak cukup pada akhirnya, tetapi saya sudah melangkah (maju) sangat jauh," paparnya.