Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erick Thohir Lepas Inter Milan, Ini Sejarah Pembeliannya

Pada Oktober 2013, konsorsium tiga pengusaha asal Indonesia yang terdiri dari Erick Thohir, Rosan P.  Roeslani, dan Handy Soetedjo melalui International Sport Capital (ISC) resmi mengambil alih 70% saham klub Inter Milan.
Erick Thohir (kanan) sesaat setelah mengambil alih Inter Milan bersama Massimo Moratti
Erick Thohir (kanan) sesaat setelah mengambil alih Inter Milan bersama Massimo Moratti

Bisnis.com, JAKARTA — Pada Oktober 2013, konsorsium tiga pengusaha asal Indonesia yang terdiri dari Erick Thohir, Rosan P.  Roeslani, dan Handy Soetedjo melalui International Sport Capital (ISC) resmi mengambil alih 70% saham klub Inter Milan.

Proses pengambilan saham itu bukan satu yang mudah. Banyak publik yang terkejut dengan kiprah Erick Thohir dkk. saat membeli kepemilikan mayoritas dari keluarga Massimo Moratti yang saat itu mengendalikan FC Internazional Milano S.p.A, melalui perusahaannya Internazionale Holding S.r.l.

Sejak Juli 2013, nama Thohir mulai banyak diberitakan di media-media Italia terkait dengan rencana bisnis mengambil alih Inter dari keluarga Moratti.

Thohir diketahui beberapa kali bertemu dengan keluarga Moratti di Milan, Italia. Moratti, akhirnya melepas 70% sahamnya ke Erick Thohir. Nilai transaksi saat itu disebut-sebut sekitar US$460 juta.

Selepas pembelian itu, Erick Thohir resmi menenmapti posisi sebagai Presiden klub Inter Milan. Sebagai presiden, dia pertama kalinya menyaksikan pertandingan Inter melawan Sampdoria pada November 2013.

Selama mengelola Inter, dia juga memercayakan manajemen kepada sejumlah orang kepercayaannya. Sejumlah koleganya juga dipilih untuk duduk di kursi direksi Inter.

Bagi pendukung Inter, keluarga Moratii merupakan legenda karena telah membesarkan Inter selama 18 tahun sebelum akhirnya melepas seluruh kepemilikan pada 2016.

Bersama Moratti, Inter boleh disebut sebagai klub paling doyan mendatangkan pemain bintang. Sejumlah pemain papan atas yang pernah berseragam Nerazurri itu di antaranya Luis Figo, Roberto Carlos, Ronaldo, Christian Vieri, Adriano, Gabriel Batistuta, Samuel Eto’o, Zlatan Ibrahimovic, dan lainnya.

Tidak hanya itu, deretan pelatih top pernah mengisi kursi 'panas' manajer Inter Milan, mulai dari Roy Hodgson, Marcello Lippi, Hector Cuper, Rafael Benitez, hingga Jose Mourinho.

Selepas diambil alih Erick Thohir, Inter Milan memang cenderung mengerem belanja. Kondisi ekonomi Italia yang memang tengah resesi membuat manajemen baru lebih banyak berbenah secara internal.

Bersama Erick Thohir, Inter mendatangkan sejumlah pemain salah satunya Nemanja Vidic dari Manchster United. Hanya saja, penampilan Vidic tak optimal di Inter karena dibalut cedera.

Selebihnya, pemain yang didatangkan Inter bukan kelas bintang. Kalau pun ada yang moncer, salah satunya adalah Radja Nainggolan yang didatangkan dari AS Roma.

Di bangku pelatih, bersama Erick Thohir, Inter juga pernah mengikat jasa Roberto Mancini—kini pelatih tim nasional Italia, lalu membawa mantan pelatih Ajax Amsterdam Frank de Boer untuk melatih Inter, hingga terakhir memercayakan kepelatihan pada Luciano Spaletti.

Kini, adik dari bos Adaro Energy Garibaldi Thohir itu sudah tak lagi menjadi bagian dari klub Inter Milan. Klub Italia yang usianya sudah lebih dari 100 tahun.

International Sport Capital (ISC) resmi melepas 31,05% kepemilikan saham kepada LionRock Capital. Ini menjadi pelepasan yang kedua setelah pada Juni 2016, konsorsium Thohir melepas kepemilikannya ke Suning Group.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper