Bisnis.com, JAKARTA – Aktivis internasional mendesak Juventus dan AC Milan untuk tidak melaksanakan pertandingan Piala Super Italia atau Supercoppa Italiana di Riyadh, Arab Saudi.
Pertandingan tersebut dituding akan dimanfaatkan untuk mengubah citra negara tersebut setelah terjadinya pembunuhan terhadap jurnalis Jamal Khashoggi.
“Itu hanya akan membantu Riyadh menggunakan olahraga untuk mengubah citranya yang ternoda, yang dikenal sebagai sportswashing,” kata Amnesty International.
Pernyataan organisasi internasional yang bergerak di bidang perlindunan HAM itu dikutip Football Italia, Sabtu (27/10/2018).
Kepala Kebijakan dan Urusan Pemerintah Amnesty International Inggris Allan Hogarth mengatakan sudah sangat jelas bahwa negara-negara, seperti Arab Saudi, menyadari potensi olahraga sebagai sarana rebranding.
Bahkan sebelum pembunuhan Khashoggi, jelasnya, Arab Saudi sudah memiliki catatan hak asasi manusia yang benar-benar mengerikan.
Oleh karena itu, dia menilai klub besar seperti Juventus dan Milan perlu memahami bahwa partisipasi mereka dalam acara olahraga di negara itu dimanfaatkan sebagai bentuk sportswashing.
“Kami mendesak klub-klub Italia ini untuk berpikir dua kali tentang apa yang dikabarkan kepada penggemar olahraga di seluruh dunia dan aktivis pemberani yang membela hak asasi manusia di Arab Saudi,” tegasnya.
Pada Juni 2018, petinggi Liga Serie A Italia memang telah menandatangani kesepakatan dengan nilai 7 juta euro yang menyatakan bahwa 3 pertandingan Supercoppa Italiana akan dimainkan di Arab Saudi dalam lima tahun ke depan.
Pertandingan antara Juventus dan AC Milan pada Januari 2019 akan menjadi realisasi pertama dari kesepakatan tersebut.
Sebelumnya, Supercoppa telah diselenggarakan di Amerika Serikat, China, Libya dan Qatar.
Namun, kecaman internasional atas pembunuhan brutal Khashoggi di konsulat Saudi pada awal Oktober ini telah menghasilkan seruan boikot atas pertandingan besar yang sedianya dihelat di Arab Saudi.
Selain Juventus dan Italia, dua pemain tenis terbaik dunia, Rafael Nadal dan Novak Djokovic, juga sudah didesak untuk membatalkan partai eksibisi di Arab Saudi pada bulan depan.
Kedua pemain tenis itu, melalui akun Twitter, mengucapkan terimakasih kepada otoritas Arab Saudi atas undangan eksebisi tersebut. Kicauan itu dibuat tepat pada hari-hari setelah Khashoggi menghilang.
Namun, twit itu dibuat sebelum rincian lengkap dan mengerikan tentang apa yang terjadi pada Khashoggi dirilis.
“Terserah Nadal dan Djokovic, mereka memainkan pertandingan eksibisi mereka yang menguntungkan, tetapi jika mereka pergi ke Jeddah kami ingin melihat mereka menggunakan profil mereka untuk mengangkat masalah hak asasi manusia,” kata Hogarth.
Respons kemarahan atas pembunuhan itu kemudian menyebabkan lebih dari 40 organisasi penting menarik diri dari konferensi investasi Davos in the Desert, di Arab Saudi minggu ini.
Sekitar 15 aktivis hak-hak perempuan, termasuk seorang sahabat Meghan, Duchess of Sussex atau istri Penggeran Inggris Harry, Loujain al-Hathloul, dihadapkan pada tuntutan 25 tahun penjara akibat berbicara tentang perlunya lebih banyak reformasi.