Bisnis.com, SARANSK, Rusia - Tunisia gagal mencapai babak sistem gugur Piala Dunia pada kelima kalinya di Rusia dan pelatih Nabil Maaloul mengatakan mereka akan terus berjuang di panggung terbesar itu tanpa harus perubahan drastis pada pertandingan di negaranya.
Sementara tim Afrika Utara itu memenangkan pertandingan Piala Dunia pertama mereka dalam 40 tahun pada Kamis, saat menang 2-1 atas anak-anak baru Panama, sedikitnya, itu dihitung, setelah kekalahan ke Inggris dan Belgia.
Maaloul mengatakan Tunisia dan negara-negara Arab lainnya di turnamen itu - Mesir, Maroko, dan Arab Saudi - tidak disiapkan untuk sukses.
"Kami memiliki empat tim Arab yang belum pada level yang dibutuhkan untuk turnamen, mereka masih harus bekerja lebih keras dan memperbaiki penampilan mereka," kata Maaloul.
"Untuk melakukan itu, kami harus memiliki lebih banyak pemain kami di liga profesional sehingga mereka bisa belajar dan berkembang."
Keempat tim itu keluar dari turnamen di babak pertama, dan tidak ada negara Arab yang pernah mencapai delapan besar.
"Saya tidak berpikir kami memiliki performa berkualitas tinggi, kami perlu mengubah gaya hidup kami karena tidak sejalan dengan sepakbola tingkat tinggi, kami perlu mengubah cara kami berlatih," katanya.
"Kami membutuhkan dua generasi lagi untuk mencapai (atas) tingkat kinerja dalam hal kebugaran dan kekuatan fisik. Kami jauh dari tingkat yang dibutuhkan."
Tunisia dikalahkan oleh Belgia 5-2 dalam pertandingan kedua mereka di Rusia, tetapi hampir meraih satu poin saat melawan Inggris di pertandingan pembuka mereka, gol Harry Kane pada menit akhir yang membatalkan mereka bermain imbang.
"Di pertandingan kedua kami seharusnya lebih baik, tetapi saya pikir performa melawan Inggris sangat bagus," kata Maaloul.
"Kami memiliki pertahanan yang sangat kuat dan bermain dengan baik di antara beberapa pemain terbaik di dunia. Melawan Belgia, kami bisa bertahan lebih baik, tim masuk dengan percaya diri dan tampil baik di semua ketiga pertandingan."