Bisnis.com, JAKARTA – Ada banyak pertanyaan mampir ke whatsApp saya belakangan ini. “Gimana peluang Timnas Indonesia di Sea Games?” Lalu orang itu bercerita tentang kemajuan sepakbola Thailand, Vietnam, Myanmar.
Saya rada enggan menanggapi. Sebab, para penggila sepakbola di Indonesia, jauh lebih pintar dari pelatih sekaliber Luis Milla sekalipun. Mereka bukan hanya mengenal pemain dan prestasinya. Termasuk tentang tim nasional. Bahkan, banyak penggila bola yang tahu sejarah pertemuan antara Indonesia dengan lawan-lawannya di Sea Games.
“Thailand sulit dilawan. Rajanya Asia Tenggara...” Begitu banyak orang bilang. Sejauh ini, itu benar. Sejak Indonesia ikut pesta olahraga bangsa Asia Tenggara pada 1977, sebelumnya (sejak 1959) namanya Pesta Olahraga Semenanjung Asia Tenggara, Malaysia sudah juara lima kali, Indonesia dua kali (1987 dan 1991), dan Thailand? Sudah 13 kali!
Rekor Juara Sejak 1959 [Pesta Olahraga Semenanjung Asia Tenggara]
Per. | Negara | Emas | Perak | Perunggu | Jumlah |
1 | Thailand / Thailand U-23 | 15 | 4 | 5 | 24 |
2 | Malaysia / Malaysia U-23 | 6 | 5 | 7 | 18 |
3 | Myanmar / Myanmar U-23 | 5 | 4 | 4 | 13 |
4 | Indonesia / Indonesia U-23 | 2 | 4 | 3 | 9 |
5 | Vietnam Selatan | 1 | 7 | 5 | 13 |
6 | Singapura / Singapura U-23 | 0 | 3 | 6 | 9 |
7 | Laos / Laos U-23 | 0 | 0 | 1 | 1 |
Namun, begitu di pertandingan pertama pada Sea Games XXIX/2017 Indonesia mampu menahan Thailand 1-1, pertanyaan bergeser. “Vietnam bahaya juga loh...”
Ya...Sejauh ini, Vietnam belum pernah juara. Namun, sejak 1995, Vietnam –yang dalam Pesta Olahraga Semenanjung Asia Tenggara masih Vietnam Selatan— harus diakui, sudah lima kali lolos ke final. Kendati, semuanya gagal juara.
Kini, dengan rekor kemenangan di babak penyisihan Grup B, Vietnam menebar ancaman dan ketakutan pada tim lainnya. Setidaknya, setiap pertandingan, dimenangkan dengan empat gol: Timor Leste 4-0, Kamboja 4-1, dan Filipina 4-0.
Striker Vietnam Nguyen Cong Phuong/afc.com
Sementara itu, Garuda Muda Indonesia, relatif lebih ‘minimalis’. Setelah seri 1-1 melawan Thailand, menang 3-0 dari Filipina, melawan Timor Leste (hanya) menang 1-0. “Vietnam terlihat lebih bahaya...” tutur sahabat saya.
Saya hanya menjawab...”Sepakbola itu bundar, kawan. Bukan seperti matematika..Satu tambah satu pasti dua...” Namun, dia tidak puas dengan jawaban saya. “Betul...Tapi penampilan dan hasil di penyisihan grup bisa jadi referensi, gambaran kekuatan. Toh lawan yang dihadapi di penyisihan sama dengan kita, tapi kenapa mereka bisa raih hasil lebih bagus, kita tidak?”
Sepanjang dipegang oleh pelatih Nguyen Huu Thang pada Maret 2016, tim ini sudah mengoleksi 16 kali main, delapan kali menang, enam kali seri dan dua kali kalah. Bahkan, afc.com menulis, tim ini tidak memiliki rasa takut, termasuk bagi top skor Sea Games 2017 Nguyen Cong Phuong dan rekannya Doan Van Hau –keduanya bomber utama Vietnam-- di mana mereka sudah memperlihat penampilan mereka.
Di sisi lain, Indonesia kehilangan jenderal lapangan tengahnya Evan Dimas yang menjalani hukuman akumulasi kartu kuning. Padahal, banyak orang berpikir, peran Evan Dimas sulit digantikan. Ya...Lantaran tidak ada pemain yang cara bermainnya setipe dengan Evan, mengatur serangan.
Melihat penampilan melawan Thailand, Hansamu Yama dan kawan-kawan sejatinya sudah tampil baik di belakang. Marinus, Febri, Septian Maulana pun membuat pertahanan Thailand kuar-kacir. Namun, hilangnya Evan Dimas, pasti berpengaruh terhadap tim. Setidaknya, jika pelatih Indonesia memaksakan pola permainan dengan pola tim yang diperkuat Evan.
Namun, jika strategi dan pola permainan disesuaikan dengan materi tanpa Evan Dimas, Indonesia justru memiliki kekuatan lain. Setikdanya, Vietnam harus menyesuaikan dan mengantisiaspi dengan pola dan strategi bermain Indonesia.
Kita yakin, semangat pantang menyerah dan ketenangan Hansamu Yama dan kawan-kawan di belakang dan penampilan cepat Febri, Septian, Osvaldo Haai saat menyerang dari sisi sayap, menjadi kekuatan Indonesia melawan Vietnam. Tinggal menunggu akurasi memanfaatkan setiap peluang yang ada. Jika itu bisa, Vietnam bukan gunung yang tak bisa didaki...