Bisnis.com, JAKARTA - Juara liga di empat negara berbeda adalah salah satu alasan mengapa Zlatan Ibrahimovic begitu percaya diri menyebut dirinya 'Yang Terbaik'.
Pria yang akrab disapa Ibra ini selalu menjadi tumpuan klubnya untuk meraih piala. Sederet gelar individu mulai dari top scorer, Athlete of The Year hingga Puskas Award sudah pernah digondolnya.
Namun, ada satu trofi yang sudah lama dia idamkan, tapi tak kunjung kesampaian. Trofi Liga Champions. Karirnya yang gemilang di Eropa dianggapnya tak lengkap tanpa trofi berjuluk 'si kuping besar' tersebut.
Oleh karena itu, kepindahannya ke Manchester United yang dua hari lalu diumumkan bukan lagi soal gelar liga domestik, tapi Liga Champions.
Dalam video wawancaranya dengan MUTV yang dirilis kemarin, dia mengatakan punya kenangan manis dengan pelatihnya nanti-Jose Mourinho-saat di Inter Milan dulu.
"Saya super bersemangat pindah ke klub ini. Dan saya punya memori yang bagus dengannya [Mourinho] saat di Inter. Saya siap untuk mengejar prestasi bersamanya," ujarnya.
Sebagai informasi, Ibra merupakan faktor penting raihan scudetto Inter Milan musim 2007/2008. Di akhir musim keduanya berpisah karena Ibra pindah ke Barcelona demi mengejar impian Liga Champions-nya.
Ironisnya, dimusim berikutnya Inter justru berhasil meraih juara Liga Champions dimana Barcelona merupakan salah satu yang yang disingkirkan Inter.
Ibra lalu pindah ke Paris Saint Germain (PSG), klub kaya baru yang juga punya mimpi sama dengan Ibra. Sayangnya, PSG selalu kandas di perempat final.
Kini, di usia yang menginjak 34 tahun, Ibra bernostalgia dengan bekas pelatihnya di Inter dulu. Akankah trofi yang nyaris ia raih kala di Inter mampu didapatnya di negeri Ratu Elizabeth? Patut dinantikan musim depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
