Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dituduh Gelapkan Pajak, Aset Neymar US$50 Juta Dibekukan

Di tengah kesuksesan sebagai juru gedor FC Barcelona di La Liga Spanyol, pemain bintang asal Brasil Neymar da Silva Jr terus dirundung persoalan terkait dengan tuduhan penggelapan pajak.
Neymar da Silva Jr./Reuters-Gustau Nacarino
Neymar da Silva Jr./Reuters-Gustau Nacarino

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah kesuksesan sebagai juru gedor FC Barcelona di La Liga Spanyol, pemain bintang asal Brasil Neymar da Silva Jr terus dirundung persoalan terkait dengan tuduhan penggelapan pajak.

Aset berniilai US$50 juta milik mantan pemain Santos itu, termasuk kapal pesiar, jet dan kepemilikan properti diblokir pengadilan federal Sao Paulo, Brasil.

Langkah itu terpaksa dilakukan pengadilan menyusul tuduhan penggelapan pajak antara 2011 dan 2013 yang diduga dilakukan Neymar.

Sebelumnya, pengadilan telah membekukan aset Neymar sebesar US$46,7 juta pada September tahun lalu meskipun Neymar bebas menggunakan asetnya hingga sekarang.

Para pejabat itu pun mengoreksi jumlah aset yang mestinya diblokir sebesar US%47,5 juta.

"Dokumen resmi telah dikirim ke beberapa badan seperti otoritas pelabuhan, kantor properti dan otoritas penerbangan sipil (sehingga Neymar tidak lagi menggunakan aset ini)," kata hakim.

Banding atas blokir pendapatan masa depan pesepak bola itu juga telah ditolak, kata seorang pejabat.

Di antara aset yang dibekukan terdapat tiga perusahaan atas nama Neymar dan ayahnya sebagai pemilik utama.

Jaksa menuduh Neymar mendirikan perusahaan tersebut sebagai kedok agar bisa membayar tarif pajak yang lebih murah.

Neymar dituduhkan mangkir bayar pajak sebesar 15,7 juta dolar AS antara 2011 dan 2013. Hakim pun membekukan aset Neymar sebesar tiga kali dari jumlah pajak dengan alasan keamanan dan untuk menutupi potensi bunga dan denda.

Di sisi lain, pemain depan berusia 24 tahun itu membantah telah melakukan kesalahan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper