Bisnis.com, JAKARTA - Pelatih Real Betis Pepe Mel mengaku ‘bingung’ dengan cara wasit Inaki Bikandi menetapkan putusan penalti untuk Barcelona yang akhirnya membuka skor dalam pertandingan pekan ke-17 Divisi Primer La Liga Spanyol yang berakhir dengan kemenangan 4-0 untuk tuan rumah.
Setelah 28 menit Betis mampu mengimbangi juara bertahan, Barca diuntungkan dengan keputusan wasit yang menetapkan penalti untuk tuan rumah.
Eksekusi penalti Neymar da Silva Jr membentur mistar gawang, namun kesialan Betis berlanjut karena beknya asal Jerman Heiko Westermann yang berada di di bawah tekanan Ivan Rakitic malahan mendorong bola rebound masuk gawang.
Penalti tersebut diberikan wasit karena kiper Real Betis Alberto Adan Garrido dianggap melanggar Messi ketika menyapu bola dengan tangannya.
Keputusan itu cukup kontroversial, karena sebenarnya gerakan sang penjaga gawang meninju benar-benar mengarah ke bola dan Lionel Messi-lah yang justru masuk mendekati wilayah yang sebenarnya menjadi otoritas kiper.
Hanya berselang 4 menit kemudian Westermann kembali memberi keuntungan bagi Barca karena dia gagal mengawal pergerakan Messi di dalam kotak penalti yang kerja sama satu-suanya dengan Neymar diakhiri dengan sontekan jarak dekat yang gagal ditepis Adan, skor 2-0.
Dengan dua tambahan gol lagi dari striker Luis Suarez, lengkaplah duka Real Betis dan Pepe Mel dengan kekalahan telak 0-4 di Stadion Camp Nou di Kota Barcelona.
Pepe Mel pun dikenai kartu merah setelah melakukan protes keras atas keputusan penalti kontroversial tersebut. Dia kemudian menuding kekalahan Betis ada ‘di kaki ofisial pertandingan’ yakni wasit Inaki Bikandi.
“Kami mengontrol pertandingan dengan baik. Lalu datanglah penalti itu. Sepanjang hidupku saat main sebagai penyerang tengah, saya tidak pernah mendapat hukuman dalam situasi permainan seperti itu,” ungkap pelatih berusia 52 tahun bernama asli Jose Mel Perez itu.
Sebagai pemain dalam kurun waktu 1982 hingga 1998, Pepe Mel memang merupakan striker. Dia pernah bermain untuk sejumlah klub Spanyol seperti Real Madrid, Osasuna, Real Betis, Getafe, Granada, dan klub Prancis Angers SCO.
