Bisnis.com, JAKARTA -- Tim pelatih Surabaya United memiliki cara khusus untuk menjaga kesolidan timnya selama menjalani turnamen Piala Jenderal Sudirman. Cara itu adalah selalu melakukan diskusi dua arah antara tim pelatih dengan tim pelatih.
“Tujuannya supaya hubungan kami selalu solid dan kondusif,” kata Pelatih Surabaya United, Ibnu Grahan usai latihan di lapangan PT SIER Surabaya, Selasa (8/12/2015).
Apabila kesolidan dan kondisi kondusif itu bisa tetap dijaga, maka Ibnu yakin timnya akan bermain bagus dan tidak tertatih-tatih dalam bermain di lapangan. Menurut Ibnu, dalam dunia sepak bola itu boleh direncanakan, akan tetapi dinamikannya di lapangan pasti akan ada berubah-ubah, sehingga fungsi dari pelatih sangat diperlukan. “Kalau sudah solid dan kondusif, maka kemungkinan bisa kendalikan,” kata Ibnu.
Namun, apabila tidak solid dan tidak kondusif, maka meskipun sudah dilatih dengan berbagai trik dalam bermain, tidak mungkin bisa berguna di lapangan, karena tidak ada komunikasi antar pemain. “Jadi, yang paling penting juga adalah antara satu pemain dengan pemain lainnya bisa saling mendukung,” ujar Ibnu.
Ibnu menambahkan, menjaga soliditas tim sangat penting, terlebih lagi di babak delapan besar, Evan Dimas dkk akan berhadapan dengan pemain-pemain senior yang sudah banyak menelan garam lapangan. “Mungkin, dengan cara itu kami bisa bermain bagus,” kata dia.
Hingga saat ini, lanjut dia, Surabaya United sudah memiliki gambaran masing-masing kekuatan dan kelemahan dari grup E atau ‘grup neraka’ itu. Namun, Ibnu tak memungkiri bahwa tim lain juga telah mempelajari kelemahan dan kekuatan lawannya. “Pasti tim lain juga telah tahu kekuatan dan kelemahan kami,” kata Ibnu.
Apalagi saat ini, tehnologi kian modern dengan adanya yuotube, sehingga dengan media sosial itu bisa mempelajari dan memutar ulang semua permainan tim lain untuk mengetahui kekuatan dan kelemahannya. “Saya kira itu malah lebiih gampang,” ujarnya.