Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Piala Afrika Rusuh, FIFA & CAF Salahkan Media

FIFA dan CAF mengecam media barat yang mereka nilai mendramatisir kerusuhan yang terjadi ketika tuan rumah Guinea Khatulistiwa kalah dengan skor telak 0-3 dari Ghana dalam semifinal Piala Afrika 2015.
Kerusuhan saat laga semifinal Piala Afrika 2015 ketika tuan rumah Guinea Khatulistiwa kalah 0-3 dari Ghana/Reuters
Kerusuhan saat laga semifinal Piala Afrika 2015 ketika tuan rumah Guinea Khatulistiwa kalah 0-3 dari Ghana/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden badan sepak bola dunia FIFA Sepp Blatter dan Ketua Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) Issa Hayatou mengecam media barat yang mereka nilai mendramatisir kerusuhan yang terjadi ketika tuan rumah Guinea Khatulistiwa kalah dengan skor telak 0-3 dari Ghana dalam semifinal Piala Afrika 2015.

Pendukung tuan rumah yang kecewa atas kekalahan timnya melemparkan berbagai benda ke tepi dan tengah lapangan serta mencoba menyerang fans dan ofisil Timnas Ghana, bahkan ada pula penonton yang menyerbu ke lapangan untuk menyerang pemain Ghana dan wasit Eric Otogo-Castane dari Gabon.

“Berita bagus bukan berita, berita jelek baru berita,” kata Blatter kepada wartawan pada Sabtu (7/2/2015) memberi gambaran dramatisasi yang dilakukan oleh media barat atas kejadian di Stadion Malabo di Kota Malabo, ibu kota Guinea Khatulistiwa.

Dia mengaku tidak melihat sisi negatif dari sepak bola Afrika seperti yang ditulis media. “Yang terjadi normal. Pers selalu mendramatisasi, terutama pers barat. Kalau sesuatu yang jelek terjadi di Eropa, mereka bilang itu kekeliruan. Tapi kalau terjadi di Afrika, mereka mulai mengatakan soal korupsi.”

Guinea Khatulistiwa sebenarnya tidak lolos ke putaran final Piala Afrika yang sebenarnya akan dilaksanakan di Maroko. Namun kemudian Maroko menolak menyelenggarakan lantaranh takut terkena wabah virus Ebola. Akhirnya CAF memindahkan event itu ke Guinea Khatulistiwa dan timnas negara itu pun secara otomatis dilibatkan dalam turnamen tersebut, menggantikan posisi Timnas Maroko.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper