Bisnis.com, JAKARTA - Striker Chelsea FC berdarah Brasil Diego Costa memuncaki daftar pencetak gol sementara Liga Primer Inggris dengan 17 gol hingga matchday ke-23.
Setelah striker yang memilih membela Timnas Spanyol itu, ada beberapa nama lain yang berada di bagian atas daftar pencetak gol di pentas Liga Primer Inggris (English Premier League/EPL). Sederet nama beken di antaranya Sergio Aguero (Manchester City, 14 gol) dan Alexis Sanchez (Arsenal, 12).
Tetapi, tampilnya nama-nama mereka jelas bukan hal luar biasa. Yang bisa dikatakan luar biasa ialah munculnya nama Charlie Austin, striker tim papan bawah sekaligus tim promosi Queens Park Rangers (QPR), yang bertengger di slot ketiga daftar pencetak gol terbanyak dengan 13 gol.
Pemain bernama asli Charles Austin ini menyelip di antara nama-nama juru gedor kondang yang selama ini menghiasi info bola kelas dunia.
Austin, kelahiran Hungerford, Inggris, 5 Juli 1989, memang bukan nama yang familiar bagi khalayak pencinta bola. Namun, mau tak mau kini namanya mulai disebut.
Sebenarnya kehebatan Austin pada musim ini tak bisa disebut sebagai kebetulan. Dia telah menunjukkan kontribusinya yang luar biasa ketika bermain untuk setiap klub yang diperkuatnya.
Karier seniornya dimulai pada 2006 di klub kecil Kintbury Rangers. Dia mencetak 20 gol dari 27 penampilannya atau 0,74 gol per pertandingan.
Catatannya menjebol gawang lawan sempat meredup ketika pada musikm 2007-2008 memperkuat tim kecil lainnya, Hungerford Town. Austin hanya mencetak 5 gol dari 30 penampilan atau 0,16 gol per pertandingan.
Jalan terang didapatkannya saat pasangan Bianca Parker ini pindah ke klub lokal lainnya, Poole Town. Di klub yang bermarkas di Dorset ini dia membawa bencana bagi lawan-lawannya. Tampil dalam 42 pertandingan sepanjang 2008-2009, Austin menjebol gawang lawan 48 kali atau 1,14 gol per pertandingan.
Kehebatannya itu membuat Burnley tertarik. Klub tersebut, yang ketika itu masih berkompetisi di Divisi Championship, memboyong Austin dan balasan dari Austin adalah menjadi top skor klub dua musim berturut-turut pada 2011-2012 (16 gol dari 41 pertandingan) dan 2012-2013 (25 gol/37 pertandingan).
Secara keseluruhan, selama bermain untuk Burnley, Austin menghasilkan 41 gol dalam 82 pertandingan atau 0,5 gol per pertandingan.
Setelah memperkuat Burnley pada 2011-2013, Austin dilirik oleh QPR, yang pada 2013-2014 harus bertarung di Divisi Championship lantaran terdegradasi dari EPL.
Pilihan tepat bagi QPR, Austin semakin merajalela dan berhasil membawa klub milik bos maskapai penerbangan Air Asia Tony Fernandes kembali ke EPL.
Total gol yang dikontribuskan Austin untuk QPR hingga berakhirnya putaran pertama EPL 2014-2015 adalah sebanyak 29 dari 47 pertandingan atau rata-rata 0,62 per pertandingan.
Dengan rangkaian kehebatannya itu, Austin sebenarnya layak untuk mendapatkan klub yang lebih besar QPR. Namun, dia masih terikat kontrak dengan QPR hingga musim panas 2016. Setelah itu, kita akan tunggu dia akan mencoba peruntungannya ke klub mana lagi.