Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LIGA CHAMPIONS: Bayer vs Dortmund, Simbol Kesenjangan Ekonomi

BISNIS.COM, JAKARTA—Dua raksasa sepakbola Jerman –Bayern Munich dan Borussia Dortmund—Sabtu (25/5/2013) atau Minggu dini hari (26/5-2013) WIB, tampil di final Liga Champions 2012-2013 yang digelar di Stadion Wembley, Inggris.

BISNIS.COM, JAKARTA—Dua raksasa sepakbola Jerman –Bayern Munich dan Borussia Dortmund—Sabtu (25/5/2013) atau Minggu dini hari (26/5-2013) WIB, tampil di final Liga Champions 2012-2013 yang digelar di Stadion Wembley, Inggris.

Partai ini, bukan hanya memperlihatkan hasil dari pertarungan di semifinal. Lebih dari itu a.l. gambaran kebangkitan sepakbola Jerman. Dalam 10 tahun terakhir, Liga Champions ini, didominasi tim dari Inggris, Italia dan Spanyol. Bayern Munich harus gagal total dalam tiga Liga Champions terakhir. Terlebih Dortmund, yang sejak 1997, tidak mampu berbuat banyak

Bahkan, inilah momentum yang paling pas: Donimasi Inggris di Liga Champions –lewat Chelsea, Liverpool, Manchester United dan Arsenal—‘diinjak-injak’ oleh ‘pasukan’ Jerman. Jerman meng-invasi Inggris. Setelah sebelumnya menaklukan kekuatan pasukan Spanyol, lewat Real Madrid dan Barcelona. Dua posisi teratas Jerman mengatasi dua pemuncak klasemen Liga Spanyol.

Namun, isu yang paling mengemuka, inilah perseteruan si miskin versus si kaya, David dan Goliath. Simbol kesenjangan ekonomi dan kekuasaan antara klub besar. Maret 2005, ketika dengan hutang sebesar 120 juta euro, CEO Hans-Joachim Watzke, nyaris mengumumkan kebangkrutan Borussia yang akan membuat mereka tersingkir dari Bundesliga dan hanya diizinkan berkompetisi di sepak bola amatir.

Setelah memenangi gelar Liga Champions 1997, tulis AFP,  klub terjerat hutang dalam jumlah besar akibat mereka mendatangkan pemain-pemain bintang dengan biaya besar, sebagai upaya tetap berada di papan atas sepak bola Jerman.

Borussia mengambang di bursa saham Frankfurt pada Oktober 2000, tetapi uang yang keluar lebih banyak daripada uang yang masuk, sehingga memicu masalah-masalah keuangan.

Ketika mantan presiden Dr Gerd Niebaum mengundurkan diri pada Oktober 2004, klub itu terjebak hutang, stadion Westfalen mereka telah dijual dan penggantinya Reinhard Rauball menghadapi tugas sangat berat.

"Saya tidak pernah mendapat tanggung jawab seperti itu sepanjang hidup saya," kata pria yang berprofesi sebagai pengacara ini, yang dua kali menebus Borussia pada 1970-an dan 1980an.

Kini, setelah era pemulihan, klub milik/ di bawah Pemegang Saham Pengendali: Bernd Geske  dan telah juara delapan kali liga domestik, versi Forbe, telah meraup pendapatan: US$ 240 juta  (€ 189 juta). Laba Operasi US$ 54,0 juta  (€ 43 juta) dengan hutang /nilai: 18% . Sepekan klub ini meraup  US$ 68 juta, dari broadcasting US$ 131 juta dan komersial (iklan)  US$ 188 juta.

Pendapatan penyiaran Dortmund meningkat 65% menjadi US$76.700.000, selama musim 2011-12 sebagai tim yang memenangkan gelar Bundesliga yang kedelapan dan maju ke tahap grup Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun.

Sebaliknya dengan Bayern Munich. Versi Forbes, klub ini masuk di posisi ke-11 terkaya. Nilai klub yang dimiliki oleh anggota klub ini, US$1,23 Miliar. Bayern yang di final tahun lalu kalah dari Chelsea di kandang sendiri,  Allienz Arena diakui sebagai the most valuable club in the Bundesliga dan klub keempat  terbesar yang memperoleh  revenue. Dari kontrak sponsor dengan Adidas hingga 2019, Munich meraup US$36 juta per tahun. (ilustrasi: dailymail.co.uk)

Bayern Munich
• Dibentuk: 1900
• Populasi: 1,42 juta
• Tanah Kapasitas: 71.137
• penghargaan utama: Liga Champions 4, 2 Piala Interkontinental, Piala Winners Cup-'1, Liga Europa 1, Liga Jerman 23, Piala Jerman 15
• Club pendapatan: £ 314.000.000 (4 terkaya di dunia)

Borussia Dortmund
• Dibentuk: 1909
• Populasi: 579.012
• Tanah Kapasitas: 80.720
• penghargaan utama: 1 Liga Champions, 1 Piala Interkontinental, Piala Winners Cup-'1, Liga Jerman 8, Piala Jerman 3
• Club pendapatan: £ 162,000,000 (11)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper