Bisnis.com, JAKARTA - Peluang Real Madrid untuk mendapatkan Neymar Jr kembali terbuka. Pasalnya, UEFA kembali menyelidiki pelanggaran aturan Financial Fair Play (FFP) yang diduga dilakukan oleh Paris Saint-Germain atau PSG.
Media Spanyol AS, menyebutkan bahwa Real Madrid terus memantau perkembangan kasus pelanggaran FFP yang diduga oleh PSG tersebut. Penyelidikan masalah ini dibuka kembali setelah media Jerman Dier Spiegel membuat laporan soal kongkalikong petinggi klub itu dan petinggi Manchester City, dengan petinggi Badan Sepak Bola Eropa, UEFA.
Dalam laporannya, Spiegel, menyebutkan ada korespondensi melalui surat elektronik antara petinggi PSG dengan petinggi UEFA pada kasus 2014 lalu. Dalam penyelidikan itu, tim auditor UEFA sebenarnya menemukan ada pelanggaran berat dilakukan oleh PSG.
Laporan itu yang kemudian dibocorkan oleh si petinggi UEFA kepada PSG dan Manchester City. Kedua klub juga mendapatkan "jasa" agar hukuman mereka diperingan.
Sejatinya, kedua klub bisa mendapatkan hukuman larangan membeli pemain hingga larangan tampil di ajang Liga Champions dan Liga Eropa. Namun, baik PSG dan Manchester City akhirnya hanya harus membayar sejumlah dana kepada UEFA.
Pekan lalu, UEFA pun menyatakan akan kembali membuka kasus tersebut dan melakukan audit ulang terhadap laporan keuangan klub-klub di bawah naungan mereka dalam tiga tahun terakhir. Artinya, bisa jadi UEFA menemukan adanya pelanggaran seperti pada 2014 lalu saat PSG membeli Neymar dari Barcelona pada 2017 lalu.
Jika hal itu terjadi, bukan tak mungkin UEFA akan dipaksa menjual si pemain dengan harga yang sama seperti saat mereka memboyongnya, 222 juta euro. Real Madrid pun dikabarkan siap menebus harga Neymar tersebut demi menggantikan peran Cristiano Ronaldo yang hengkang ke Juventus pada awal musim ini.