Bisnis.com, JAKARTA — Gelaran Euro 2024 di Jerman telah berlangsung sejak akhir pekan lalu (15/6/2024). Kemeriahan Euro 2024 turut disertai ragam aksi penipuan, termasuk tiket palsu hingga koin kripto Harry Kane.
Perusahaan keamanan siber Kaspersky mencatat, penjahat dunia maya banyak memanfaatkan momen kemeriahan Euro 2024 untuk mengeksploitasi tindakan kejahatan siber. Para ahli Kaspersky juga menemukan banyak penipuan yang dirancang untuk mencuri data dan uang pengguna, semuanya menjadikan topik UEFA 2024 sebagai umpan.
"Skema penipuan memanfaatkan peristiwa besar memiliki pola yang lazim, yakni penipu hanya mengubah daya tariknya berdasarkan tren terkini. Namun, mereka terus beradaptasi dan menemukan cara baru untuk mendapatkan keuntungan," kata pakar keamanan di Kaspersky Olga Svistunova dalam keterangan tertulis pada Senin (17/6/2024).
Modus penipuan pertama adalah tiket palsu. Pakar Kaspersky telah menemukan halaman penipuan yang menyamar sebagai perusahaan energi populer Jerman, yang menawarkan tiket giveaway ke Euro 2024.
Setelah melanjutkan, pengguna akan diminta untuk mengisi formulir dengan nama, nomor telepon, dan alamat mereka. Kampanye dilakukan dengan tepat sasaran, menyasar karyawan dan mitra perusahaan korban, yang berarti penipu akan memanfaatkan segala keuntungan untuk menyusup ke infrastruktur target.
Kedua, penipuan kripto yang memanfaatkan popularitas Euro 2024 dengan menjual koin khusus yang menampilkan pemain populer, menjanjikan keuntungan yang tinggi. Misalnya, para ahli Kaspersky menemukan skema yang melibatkan koin yang diberi nama Harry Kane.
Baca Juga
Koin-koin ini banyak dipromosikan oleh penipu melalui email dan platform media sosial seperti Twitter, Facebook, dan Telegram. Para trader tertarik kemudian membeli koin tersebut, sehingga menaikkan harganya. Begitu harga meningkat, para penipu menjual kepemilikan mereka, menyebabkan nilai koin anjlok dalam hitungan menit.
Ketiga, kasus penipuan streaming palsu. Para ahli Kaspersky telah menemukan platform streaming palsu yang menawarkan liputan acara eksklusif dengan harga murah.
Namun, platform streaming palsu membocorkan pembayaran dan data pribadi, situs-situs ini mungkin memiliki kerentanan XSS bawaan yang memungkinkan penyerang mengontrol browser.
Keempat, toko merchandise palsu. Para ahli juga menemukan toko online palsu yang menjual perlengkapan fandom seperti seragam, syal, topi, dan lainnya dengan diskon 40%. Namun, ternyata toko tersebut merupakan penipuan guna mendapatkan data pribadi penggunanya.