Sejarah Dresscode Putih Buat Petenis Wimbledon, Turnamen Tertua dan Terprestisius
Aturan Wimbledon
Sumber: Wimbledon
Dilansir dari TIME, tradisi ini mengadopsi standar Kerajaan Inggris era Victoria yang mengenakan pakaian serbaputih.
Baca Juga
Para petenis yang tampil di Wimbledon pun wajib menyesuaikan dengan tradisi tersebut. Bahkan warna turunan putih seperti kuning gading tidak boleh dipakai.
Ada kelonggaran soal ornamen lis di pakaian yang boleh berwarna selain putih, namun tak boleh lebih dari 1 cm lebarnya dan hanya berada di leher, manset lengan, sisi luar celana, rok, atau celana pendek.
Petenis Wimbledon harus memakai pakaian putih polos tanpa logo dan pola berwarna lain dengan ukuran lebih dari 1 cm.
Aksesoris tenis seperti topi, bandana, gelang, dan kaus kaki pun semuanya wajib berwarna putih.
Untuk sepatu pun sama. Petenis tak diperbolehkan memakai sepatu dengan sol berwarna selain putih.
Bahkan untuk pakaian dalam yang kemungkinan terlihat saat bermain pun harus menggunakan warna tersebut.
Sejarah Warna Putih di Wimbledon
Warna putih di Kerajaan Inggris dinilai sebagai lambang kesopanan. Sebab saat itu noda keringat di baju dianggap tidak sopan jika terlihat.
Oleh karena itu warna putih dipilih untuk mengurangi tingkat keterlihatan noda keringat dibandingkan dengan warna-warna lainnya.
Aturan pakaian berwarna putih pun akhirnya dipakai di turnamen tenis Wimbledon pertama yang berlangsung hingga saat ini.
Meski demikian, rupanya tak semua petenis suka dengan aturan serbaputih di Wimbledon. Salah satu petenis terbaik sepanjang masa, Roger Federer, pernah memakai sepatu sol oranye hingga akhirnya mendapat teguran.
Andre Agassi juga terang-terangan menyatakan tidak nyaman bermain karena lebih suka menggunakan pakaian berwarna cerah.
Kendati beberapa petenis mengajukan protes, aturan pakaian putih di Wimbledon nyatanya tetap langgeng hingga saat ini.