Bisnis.com, SOLO - Bank Rakyat Indonesia (BRI) resmi menjadi sponsor kompetisi Liga 1 2023-2024. Ini adalah tahun ketiga BRI menyeponsori kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Kepastian BRI menjadi sponsor Liga 1 2023-2024 diumumkan dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (26/6/2023).
Konferensi pers dihadiri oleh Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir, Wakil Ketua PSSI Zainudin Amali, Direktur Utama BRI Sunarso, Direktur Utama PT LIB (Liga Indonesia Baru) Ferry Paulus, dan Direktur Surya Citra Media (SCM) Harsiwi Achmad.
Sunarso mengungkapkan alasan BRI bersedia kembali menjadi sponsor Liga 1 untuk ketiga kalinya.
Menurutnya, sepak bola adalah olahraga yang paling dicintai masyarakat Indonesia dan dunia. Hal ini selaras dengan misi BRI melayani masyarakat luas dari berbagai segmen di seluruh Indonesia.
Selain itu, BRI juga merasakan manfaat dengan menjadi sponsor Liga 1. BRI dapat memperluas jangkauan yang terlihat di aplikasi BRImo (BRI Mobile).
Baca Juga
Pada kuartal pertama 2021 sebelum menjadi sponsor Liga 1, BRImo memiliki 11,1 juta pengguna. Kemudian hingga Mei 2023, jumlah pengguna BRImo mencapai 27,2 juta.
Artinya, ada kenaikan lebih dari dua kali lipat dalam hal jumlah pengguna BRImo sejak menjadi sponsor Liga 1.
Di samping itu, volume transaksi juga meningkat secara signifikan. BRImo mencatat transaksi senilai Rp1.547 triliun atau tumbuh 76,3% dibanding akhir Mei 2023.
Hal ini lebih menguatkan posisi BRImo di jajaran aplikasi perbankan seluler yang populer di negara ini.
Ketiga, dari hasil survei BRI Research Institute, Liga 1 memiliki potensi menghasilkan output ekonomi hingga Rp9 triliun.
"Dari omzet ekonomi ini, dapat menciptakan nilai tambah ekonomi sebesar Rp4,8 triliun, memberikan pendapatan tambahan bagi rumah tangga yang bekerja sebesar Rp1,8 triliun, berpotensi mendapatkan penerimaan pajak tidak langsung untuk pemerintah sebesar Rp721 miliar dan menciptakan sekitar 44.000 peluang kerja," tutur Sunarso.
Sunarso juga menilai BRI Liga 1 bisa membawa dampak positif ke sektor ekonomi, terutama untuk pelaku UMKM dan grassroots.