Bisnis.com, JAKARTA – Pelatih ganda putra India, Mathias Boe, membagikan cerita perjuangan anak asuhnya, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty di Indonesia Open 2023 hingga berujung gelar juara.
Penyelenggaraan turnamen bulu tangkis Kapal Api Group Indonesia Open 2023 telah berakhir pada Minggu (18/6/2023). Kejuaraan sepekan digelar di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta mulai Selasa (12/6/2023).
Banyak hal menarik yang terjadi di lapangan, salah satunya kisah sukses dari ganda putra India Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty membuat kejutan dengan menjadi juara pada ajang bulu tangkis Indonesia Open 2023.
Gelar juara Rankireddy/Shetty tak lepas dari peran tangan dingin sang pelatih, Mathias Boe, mantan pemain bulu tangkis asal Denmark.
Usai memutuskan gantung raket pada 23 April 2020, Boe ternyata tak langsung meninggalkan dunia yang telah membesarkan namanya tersebut.
Namun, peraih medali perak Olimpiade 2020 London dan mantan pemain ganda putra nomor satu dunia itu melatih para pemain India termasuk Satwiksairaj Rankireddy dan Chirag Shetty.
Baca Juga
Saat ditemui Bisnis, Boe mengaku tak menyangka dapat meloloskan anak didiknya hingga babak final, bahkan meraih podium tertinggi di turnamen level BWF Super 1000 tersebut.
"Yah, tentu saja mereka hebat, karena ini level Super 1000 pertama yang mereka menangi [tahun ini]. Dan yang aku lakukan di sini, di Indonesia, adalah bagaimana membuat mereka bisa mengantisipasi cara melawan pasangan lain. Itu selalu yang utama," ujar Mathias Boe kepada Bisnis, Minggu (18/6/2023).
Boe melanjutkan bahwa dirinya sangat senang dengan perkembangan signifikan dari anak asuhnya. Meskipun ada perbedaan budaya lantaran dia orang Eropa yang melatih di Asia, tetapi menurutnya sistem latihan darinya berhasil diterapkan.
"Saya tahu persis bagaimana saya ingin melatih mereka. Saya ingin menambah pola permainan mereka. Itu mungkin salah satu sisi kuat cara saya melatih, yaitu dari aspek taktisnya dibandingkan saat saya menjadi pemain. Jadi saya memiliki Crystal Field Theory, yaitu sebuah rencana untuk mempelajari apa yang harus dipraktikkan dan apa yang mereka dapat terapkan di lapangan,” tuturnya.
Boe mengaku saat melatih Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty dirinya menjalin hubungan layaknya saudara di luar lapangan. Hal itu diyakininya dapat membangun chemistry yang menguatkan setiap pasangan.
"Saya sebagai pelatih tentunya juga ingin menjadi seseorang yang dapat diajak bicara dan bersenang-senang serta melakukan hal-hal yang bisa dilakukan dengan mereka. Hubungan kami saling jujur mungkin. Saya juga menyerahkan banyak hal kepada mereka, memberikan hak mengambil keputusan. Jadi, mereka tidak harus selalu diawasi. Jadi, saya mencoba untuk menyeimbangkannya antara profesional dan bersikap ramah, dan menyerahkan itu kepada mereka,” katanya.
Boe pun mengaku senang dapat meraih podium tertinggi, mengingat terdapat kabar bahwa tahun ini merupakan waktu terakhir bagi turnamen Indonesia Open diselenggarakan di Istora Senayan Gelora Bung Karno, Jakarta.
"Ya, apalagi tahun ini terakhir [Indonesia Open di Istora], ini adalah arena yang ikonik. Tentu saja ada banyak sejarah di sini dan dalam beberapa hal agak menyedihkan meninggalkan tempat ini. Namun, saya senang bahwa kami [Rankireddy/Shetty] memenangkan gelar yang terakhir [di Istora]. Meskipun, saat di sini saya tidak berhasil menang [sebagai atlet Denmark]. Jadi saya senang," pungkas Boe.
