Bisnis.com, JAKARTA - Swiss berhasil mengandaskan lawannya Serbia di laga terakhir Grup G Piala Dunia 2022 dengan skor 3-2. Lewat kemenangan itu, Granit Xhaka dan kolega berhasil melenggang ke 16 besar.
Swiss berjumpa Serbia pada laga terakhir Grup G Piala Dunia 2022 di Stadion 974, Qatar, Sabtu (3/12/2022) dini hari WIB. Setelah bermain imbang 2-2 pada babak pertama, Remo Freuler menjadi penentu kemenangan Swiss atas Serbia.
Sementara itu, pertandingan Swiss melawan Serbia sendiri membawa pesan politik. Kapten Swiss Granit Xhaka menjadi pusat perhatian dalam pertandingan tersebut.
Ia terlihat berapi-api setelah pertandingan usai. Xhaka mengenakan kaus bertuliskan "Jashiri". Gelandang Arsenal itu mengatakan bahwa maksud dari kaus itu adalah dukungan untuk rekan setimnya di Swiss, Ardon Jashiri. Pemain berusia 20 tahun itu kini bermain bersama FC Luzern.
Namun, "Jashiri" juga diidentikan dengan nama salah satu pendiri tentara pembebasan Kosovo, Ardem Jashiri. Ia merupakan pahlawan Kosovo yang terbunuh pada 1998 setelah tiga hari rumahnya dikepung oleh militer Yugoslavia.
Xhaka juga terlihat menunjukkan gestur alat kelamin ke bench Serbia setelah pertandingan usai. Di lapangan saat pertandingan berlangsung, Xhaka juga terlibat dalam bentrokan dengan bek Serbia Nikola Milenkovic.
Milenkovic berusaha untuk melindungi bola keluar untuk tendangan gawang. Namun, ia berselisih dengan Xhaka dan mendorong gelandang Arsenal itu. Kedua pemain yang terlibat pertikaian pun diberi kartu kuning. Pertengkaran itu juga berupaya dihadang dan hampir semua pemain terlibat.
Xhaka mengatakan bahwa pertandingan melawan Serbia sangat emosional. "Anda dapat mendengar dari suara saya bahwa saya serak. Ini adalah permainan dengan banyak emosi. Itulah sepak bola. Itu cukup adil. Kami ingin fokus pada sepak bola," ungkap Xhaka dikutip dari The Telegraph pada Sabtu (3/12/2022).
Pertandingan Swiss melawan Serbia juga terjadi pada Piala Dunia 2018. Saat itu Granit Xhaka dan Xherdan Shaqiri berhasil mencetak gol. Keduanya mengekspresikan selebrasi gol dengan menunjukkan gestur tangan yang melambangkan elang sebagai simbol etnis Albania.
Xhaka sendiri merupakan pemain kelahiran Basel, Swiss pada 27 September 1992. Namun, ia memiliki darah keturunan etnis Albania dari kedua orang tuanya.
Pertandingan melawan Serbia selalu panas karena sejumlah pemain Swiss berdarah Albania, seperti Xhaka dan Shaqiri. Sementara, etnis Albania sendiri mempunyai memori kelam karena konflik berkepanjangan melawan Serbia di Kosovo. Konflik itu bahkan menelan korban ribuan etnis Albania di Kosovo.