3,6 Juta Karbondioksida
Pihak penyelenggara acara sepak bola menegaskan bahwa akan dihasilkan sebesar 3,6 juta ton karbondioksida atau CO2. Meski begitu, sebagian besar emisi sekitar 95 persen, adalah efek tidak langsung seperti transportasi, pembangunan infrastruktur, dan perumahan.
Carbon Market Watch mengatakan bahwa perkiraan tuan rumah tidak sepenuhnya benar, dan menyebut Qatar telah meremehkan jejak pembangunan delapan stadion baru, misalnya akan menghasilkan 1,6 juta ton CO2, bukan 200.000 ton yang diungkapkan.
Perbedaan tersebut dapat dijelaskan dengan metodologi, yakni Qatar menganggap sebagian besar stadion baru akan digunakan dengan baik setelah turnamen selesai, berarti dampak lingkungan tidak boleh dikaitkan secara khusus pada satu acara.
Carbon Market Watch berbeda pendapat, dan menyebut menggunakan delapan stadion di negara yang berpenduduk 2,4 juta jiwa itu cukup berisiko.
Pendingin udara stadion di Qatar diperkirakan hanya akan berkontribusi sedikit terhadap dampak iklim pada turnamen tersebut.
"Ini relatif minimal dibandingkan dengan total emisi dari pembangunan stadion atau dari transportasi udara," kata Dufrasne.
Banyak infrastruktur yang harus dibangun Qatar untuk mengakomodasi acara olahraga terbesar di dunia itu. Beberapa ahli yakin bahwa negara itu berdiri untuk berjuang menjaga emisi tetap rendah.
Adapun Qatar telah mengeluarkan miliaran dolar untuk olahraga di dalam dan luar negeri, mengambil alih klub sepak bola terkemuka Prancis Paris Saint-Germain pada 2011, yang terkenal menghabiskan €222 juta untuk mendapatkan Neymar Brasil pada 2017.
Qatar Sports Investments (QSI) juga memiliki klub divisi satu Belgia KAS Eupen dan mengumumkan pada 10 Oktober 2022 bahwa akan mengakuisisi hampir 22 persen dari klub Portugal Sporting Braga.
Qatar juga telah menjadi tuan rumah serangkaian kompetisi olahraga internasional dan mencoba meningkatkan posisinya secara global, termasuk Asian Games pada 2006, Piala Asia pada 2011 dan kejuaraan atletik dunia pada 2019.
Kemenangan mengejutkan Qatar dalam perlombaan menjadikannya tuan rumah Piala Dunia. Turnamen Piala Dunia sebelumnya dilaksanakan di Rusia pada 2018, dengan 2,1 juta ton karbon yang dihasilkan lebih rendah dari yang diprediksi penyelenggara sepak bola.