Bisnis.com, SOLO - Tragedi Kanjuruhan menjadi luka mendalam bagi sepak bola Indonesia.
Peristiwa yang membuat ratusan suporter meninggal dunia tersebut menjadi yang terbesar kedua di dunia.
Adapun tragedi Kanjuruhan bermula saat ratusan suporter Arema merangsek ke lapangan karena kecewa dengan hasil buruk pada pertandingan bola melawan Persebaya. Bentrokan dengan aparat polisi pun tak terhindarkan.
Tembakan gas air mata pun akhirnya dikeluarkan oleh polisi untuk mengurai massa yang bentrok. Kepanikan terjadi sehingga aksi dorong terjadi menuju pintu keluar stadion.
Akibatnya, 182 orang meninggal dunia akibat sesak nafas dan terinjak-injak saat hendak keluar stadion.
Bonek kirim doa
Baca Juga
Ribuan bonek pada Senin (3/10/2022), menyingkirkan rivalitasnya dengan mengirimkan doa untuk korban tragedi Kanjuruhan Malang.
Warga Surabaya juga ikut turun ke jalan bersama dengan bonek untuk menyampaikan rasa belasungkawa. Ribuan masyarakat pun berdiri di Jalan Pahlawan di depan Monumen Tugu Pahlawan mengenakan dresscode serba hitam.
Mereka turun ke Tugu Pahlawan membawa lilin dan membawa tulisan dukacita. Mereka berdoa dan bernyanyi untuk tragedi Kanjuruhan.
"Dari Surabaya untuk Malang. Ribuan Bonek dan seluruh warga Surabaya datang ke Tugu Pahlawan untuk mendoakan para korban tragedi Kanjuruhan 1 Oktober," tulis akun Twitter @persebayaupdate pada Senin malam.
Persebaya pun berharap tak adanya lagi kerusuhan hingga menyebabkan tragedi besar di dunia sepak bola. Pihaknya juga berdoa agar tak ada lagi rivalitas dan permusuhan.
"Tidak ada lagi rivalitas berlebihan, tidak ada permusuhan, semua tembok diruntuhkan demi satu kata, kemanusiaan. Tidak ada apapun yang seharga dengan nyawa. Humanity above football. Al-fatihah,"
Dari Surabaya untuk Malang
— Official Persebaya (@persebayaupdate) October 3, 2022
Ribuan Bonek dan seluruh warga Surabaya datang ke Tugu Pahlawan untuk mendoakan para korban tragedi Kanjuruhan 1 Oktober#Persebaya #SurabayaUntukMalang pic.twitter.com/BFx07UOAcI