Bisnis.com, SOLO - Suasana Stadion Kanjuruhan di Malang terlihat sepi pada Minggu, (2/10/2022) pagi.
Tak seperti biasanya, stadion tersebut sepi pengunjung pasca tragedi penembakan gas air mata yang menyebabkan ratusan suporter bola meninggal dunia.
Stadion yang berada di Kecamatan Kepanjen ini biasanya dipakai sebagai tempat olahraga, bersantai, hingga berdagang oleh masyarakat.
Melansir dari Antara, keadaan jalan depan Stadion Kanjuruhan terlihat kotor dan penuh dengan pecahan botol kaca.
Terdapat pula batu dan ban bekas, serta sisa pembakaran kayu dan mobil yang akhirnya berserakan.
Sejalan dengan perintah Presiden Joko Widodo untuk dilakukannya evaluasi atas tragedi Kanjuruhan, akses masuk ke tempat olahraga ini pun ditutup.
Baca Juga
Pihak kepolisian menutup akses masuk untuk kepentingan identifikasi. Banyak juga karangan bunga duka cita dari warga yang ditaburkan pada patung Kepala Singa yang ada di depan stadion.
Netizen buat petisi
Pada Senin (3/10/2022), muncul petisi setop penggunaan gas air mata yang telah ditandatangi oleh setidaknya 12 ribuan orang dari target 15.000 tanda tangan.
Diketahui, Fédération Internationale de Football Association atau FIFA telah mengeluarkan larangan penggunaan gas air mata di stadion untuk tujuan apapun.
Dalam Bab III mengenai pengurus pertandingan (stewards), FIFA menetapkan larangan penggunaan gas air mata dalam pertandingan. Bahkan, gas air mata dilarang untuk dibawa ke stadion.
“Tidak boleh ada senjata api atau gas air mata yang dibawa atau digunakan [no firearms or crowd control gas shall be carried or used],” tertulis dalam poin 19b Bab III FIFA Stadium Safety and Security Regulations, dikutip pada Minggu (2/9/2022).
Kronologi
Adapun tragedi Kanjuruhan bermula saat ratusan suporter Arema merangsek ke lapangan karena kecewa dengan hasil buruk pada pertandingan bola melawan Persebaya. Bentrokan dengan aparat polisi pun tak terhindarkan.
Tembakan gas air mata pun akhirnya dikeluarkan oleh p untuk mengurai massa yang bentrok. Kepanikan terjadi sehingga aksi dorong terjadi menuju pintu keluar stadion.
Akibatnya, 182 orang meninggal dunia akibat sesak nafas dan terinjak-injak saat hendak keluar stadion.