Bisnis.com, JAKARTA - Gelandang Arsenal, Granit Xhaka, menjalani penyelidikan terkait dugaan konspirasi kriminal pada laga kontra Crystal Palace.
Ada hal menarik yang disoroti pada laga Crystal Palace vs Arsenal dalam partai pembuka Liga Inggris musim ini, Sabtu (6/8/2022).
Arsenal meraih kemenangan 2-0 atas Crystal Palace pada laga tersebut berkat gol Gabriel Martinelli dan bunuh diri Marc Guehi.
Namun, yang menjadi sorotan pada laga tersebut bukanlah hasil akhir pertandingan. Melainkan, aksi yang dilakukan gelandang Arsenal, Granit Xhaka.
Xhaka mendapat kartu kuning pada menit ke-44 setelah melakukan diving di area pertahanan Crystal Palace.
Alih-alih memberi pelanggaran untuk Arsenal, wasit Anthony Taylor justru mengeluarkan kartu kuning untuk Xhaka.
Baca Juga
Kartu kuning yang diterima Xhaka menjadi polemik karena sang pemain seolah mencari hukuman tersebut.
Badan Kejahatan Nasional Inggris juga tengah melakukan penyelidikan adanya dugaan konspirasi kriminal yang melibatkan mafia Albania dan mantan pesepak bola. Beberapa pihak telah dinyatakan bersalah dan terbukti mengatur pertandingan.
Ini bukan kali pertama Xhaka dihubungkan dengan mafia Albania. Pada Desember 2021, pemain 29 tahun itu mendapat kartu kuning kontroversial saat Arsenal bertandang ke markas Leeds United.
Xhaka menerima kartu kuning akibat mengulur-ulur waktu saat hendak mengambil tendangan bebas.
Penyerang Swedia keturunan Albania, Alban Jusufi, belakangan mengakui bahwa dirinya memasang taruhan besar untuk kartu kuning Xhaka tersebut.
Kini hal serupa seolah terjadi lagi. Banyak pihak yang menyebut kartu kuning Xhaka itu ada kaitannya dengan praktik perjudian.