Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Covid-19 Sedang Tinggi, Program Siswa Menonton Paralimpiade Bisa Batal

Komite Paralimpiade Internasional (IPC), panitia penyelenggara, pemerintah metropolitan Tokyo dan pemerintah Jepang awal pekan ini sepakat untuk melarang penonton di semua arena Paralimpiade, yang berada di Tokyo dan prefektur Chiba, Saitama dan Shizuoka.
Lambang Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020./Antara/Reuters
Lambang Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020./Antara/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Satgas Covid-19 Jepang memperingatkan program yang didukung pemerintah, agar siswa sekolah menjadi penonton di Paralimpiade Tokyo, berbahaya dengan alasan tingginya jumlah kasus di negara tersebut.

"Status infeksi jauh lebih buruk saat ini dibandingkan dengan ketika Olimpiade Tokyo, yang berlangsung 23 Juli hingga 8 Agustus," menurut ketua subkomite pemerintah untuk penanggulangan Covid-19 Shigeru Omi dalam sidang parlemen jelang Paralimpiade, seperti dikutip dari Kyodo, Kamis (19/8/2021).

"Ketika dipertimbangkan dalam keadaan seperti itu, ada kesimpulan alami untuk batal," kata Omi saat ditanya oleh seorang anggota parlemen partai opsisi terkait izin bagi siswa untuk hadir di arena Paralimpiade.

Komite Paralimpiade Internasional (IPC), panitia penyelenggara, pemerintah metropolitan Tokyo dan pemerintah Jepang awal pekan ini sepakat untuk melarang penonton di semua arena Paralimpiade, yang berada di Tokyo dan prefektur Chiba, Saitama dan Shizuoka.

Namun, mereka menegaskan bahwa sebagai pengecualian, siswa sekolah lokal yang mengambil bagian dalam program pendidikan yang didukung pemerintah akan diizinkan untuk menonton kompetisi secara langsung, jika pemerintah kota dan sekolah menginginkannya.

Jepang sedang bergulat dengan gelombang infeksi kasus Covid-19 terbesarnya, dengan jumlah kasus baru secara nasional mencapai 23.000 kasus, rekor tertinggi lainnya yang dicatatkan pada Rabu. Dari jumlah tersebut, 5.386 kasus terjadi di Tokyo dan 2.296 kasus di Osaka, yang memecahkan rekor. 

Pemerintah telah memutuskan untuk memperpanjang keadaan darurat Covid-19 yang mencakup Tokyo dan lima prefektur lainnya hingga 12 September, melewati tanggal akhir sebelumnya 31 Agustus, sembari memperluas kebijakan tersebut ke tujuh prefektur lainnya.

Dalam rapat bersama parlemen tersebut, Omi juga mendesak pemerintah untuk mendirikan lebih banyak fasilitas medis dan akomodasi darurat untuk mengantisipasi lonjakan jumlah pasien. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper