Bisnis.com, JAKARTA — Hadirnya investor baru di sejumlah klub sepak bola lapis kedua Tanah Air dianggap sebagai tonggak awal dari kemajuan persepakbolaan nasional.
CEO PSM Makassar Munafri Arifuddin menilai kehadiran investor baru di sejumlah klub Liga 2 akan membawa industri sepak bola dalam negeri menjadi lebih profesional, khususnya dalam hal pengelolaan klub. Apabila klub-klub yang ada dikelola dengan baik, kompetisi yang berkualitas akan hadir dengan sendirinya.
“Jika nantinya klub-klub dibenahi, dikelola dengan baik, kualitas kompetisi akan meningkat, tidak hanya Liga 2, tapi juga Liga 1-nya karena saling terkait. Harapannya, nanti industri sepak bola kita bisa seperti di luar [negeri], bursa transfer tidak sekadar perpindahan pemain saja, tapi akan memberikan keuntungan bagi klub,” katanya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Sejumlah klub Liga 2 kedatangan investor baru atau berpindah kepemilikan ke tangan pengusaha lokal hingga kepala daerah yang tajir melintir. Klub yang dimaksud antara lain Cilegon United, Persis Solo, Dewa United (d/h Martapura FC), dan PSG Pati.
Lebih lanjut, menantu dari pemilik Bosowa Corp. Aksa Mahmud itu menjelaskan bahwa kehadiran investor baru di sejumlah klub Liga 2 tentunya tak terlepas dari dahsyatnya potensi industri sepak bola nasional. Menjadi olahraga paling populer yang digemari oleh banyak kalangan, tentunya jumlah penggemar sepak bola di Indonesia tak bisa dibilang sedikit.
Jumlah penggemar yang besar, menurut Munafri, bisa dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan lewat berbagai cara, mulai dari penjualan tiket, penjualan cendera mata (merchandise), penjualan hak siar, hingga modal mencari sponsor.
“Captive market-nya sangat besar, industri sepak bola di Indonesia ini sangat potensial, tetapi tentunya harus diikuti oleh pengelolaan yang baik, khususnya dalam hal kompetisi, jaminan keamanan saat penyelenggaraan [kompetisi]. Contoh, suporter kita masih harus diedukasi lagi agar tak ada kericuhan,” tuturnya.
Sementara itu, dari kacamata Munafri selaku investor sekaligus pengelola, potensial atau tidaknya suatu klub sepak bola dilihat dari basis penggemarnya. Dia juga menegaskan bahwa prestasi tak bisa dijadikan patokan potensial atau tidaknya suatu klub sepak bola.
“Yang paling penting itu fans, basisnya harus besar tidak hanya di daerah tertentu. Prestasi bisa dibenahi seiring berjalannya waktu dan dikucurkannya pendanaan,” tegasnya.