Bisnis.com, JAKARTA – Panitia pelaksana Olimpiade Tokyo menyetujui 12 anggota baru dewan eksekutif perempuan, kurang dari 2 pekan setelah menunjuk presiden perempuan setelah pernyataan seksis Presiden Olimpiade Tokyo 2020 terdahulu.
Keputusan itu meningkatkan representasi perempuan di dewan Olimpiade Tokyo 2020, dari 20 persen menjadi lebih dari 40 persen, memenuhi target yang ditetapkan oleh Seiko Hashimoto ketika dia mengambil alih sebagai Presiden Olimpiade Tokyo 2020 bulan lalu.
Hashimoto menggantikan Yoshiro Mori, yang mengundurkan diri setelah pernyataannya "wanita terlalu banyak bicara" yang memicu protes di Jepang dan luar negeri.
"Meningkatkan proporsi menjadi 42 persen mengirimkan pesan ke berbagai kelompok, dunia olahraga dan seluruh masyarakat, dan kami berharap itu akan berdampak," ujar Hashimoto, salah satu dari dua perempuan di kabinet Jepang hingga dia lengser untuk mengambil pos barunya.
"Kami meningkatkan jumlah dan menyambut orang-orang dari semua bidang keahlian yang berbeda," ujarnya pada Rabu (3/3/2021).
Hashimoto setuju mengubah aturan untuk mengakomodasi pengangkatan anggota baru, yang memungkinkan maksimal 45 anggota dewan, naik dari 35 anggota dewan. Sebelumnya ada tujuh perempuan di dewan eksekutif.
Baca Juga
Anggota dewan baru termasuk dua atlet yaitu peraih medali emas maraton Olimpiade Sydney Naoko Takahashi dan juara ganda ski alpen Paralimpiade Kuniko Obinata.
Sebanyak 10 anggota lainnya diambil dari berbagai bidang, seperti administrasi olahraga, bisnis, dan akademisi, termasuk Mitsue Haga, perwakilan suku asli Jepang, Ainu.
"Salah satu prinsip dasar olimpiade adalah setiap orang setara," kata Hashimoto. "Bagi Jepang, budaya tradisional yang indah dari Ainu adalah warisan yang besar."