Bisnis.com, JAKARTA – Persipura Jayapura mengalami krisis finansial berat sehingga terpaksa menghentikan seluruh aktivitasnya. Manajemen klub berjuluk Mutiara Hitam itu tidak mampu lagi membayar gaji pemain, pelatih, dan ofisial akibat kompetisi tidak berjalan.
Sebagaimana tertera di Instagram klub asal Papua itu, keputusan menghentikan aktivitas tim merupakan imbas dari tidak dibayarkannya sisa kontrak dari Bank Papua selaku sponsor sebesar Rp5 miliar.
"Kami juga kaget dengan kepastian Bank Papua tidak bersedia membayar sisa kontrak, padahal kami dengar yang disampaikan oleh Komisaris Utama adalah tetap ada dana untuk pembinaan pemain meski kompetisi berhenti," tulis ketua umum Persipura Benhur Tomi Mano.
"Jadi, terhitung sejak kompetisi terhenti pada Maret tahun lalu, Persipura hanya disokong oleh PT Freeport, Kuku Bima, dan anggaran dari manajemen. Walaupun kompetisi tidak berjalan, selama ini kami tetap membayar gaji seluruh pemain, pelatih dan ofisial," lanjut BTM, panggilan akrabnya.
Manajemen mengira awalnya Bank Papua tetap membiayai penuh sisa kontrak untuk perjalanan Persipura meski kompetisi dihentikan. Namun, BPD tersebut ternyata urung membayarkan sisa kontrak, diduga juga terdampak Covid-19.
BTM menyayangkan sikap direksi Bank Papua yang mengabarkan hal itu secara mendadak sehinggamanajemen Persipura tak punya kesempatan mencari opsi lain untuk membiayai operasional klub.
"Dengan surat Bank Papua ini, kami tidak lagi punya sumber dana untuk beraktivitas, dan kita semua tahu bagaimana menurunnya ekonomi selama pandemi Covid-19, sehingga kemampuan secara finansial juga menurun, apalagi ada kewajiban untuk tetap membayar gaji seluruh personel tim," kata BTM.
Dengan krisis finansial ini, seluruh aktivitas tim dihentikan dan manajemen belum bisa memperkirakan kapan tim kembali dikumpulkan. Dengan begitu, Persipura menjadi klub kedua setelah Madura United yang membubarkan timnya.