Bisnis.com, JAKARTA – Klub-klub Liga Primer Inggris dihadapkan pada dua pilihan yakni memotong gaji para pemainnya atau dikenai tarif pajak lebih tinggi di tengah pandemi virus corona yang memengaruhi situasi ekonomi negara tersebut.
Hal itu dikemukakan oleh Ketua Komisi Digital, Kebudayaan, Media dan Olahraga (DMCS) Parlemen Inggris, Julian Knight, yang berasal dari partai mayoritas, Partai Konservatif.
Pasalnya, gaji pemain per pekan berkali-kali lipat dibandingkan dengan pendapatan tahunan rata-rata warga Inggris, termasuk staf klub yang bakal jadi beban dana jaminan sosial tenaga kerja.
Sementara itu, pembicaraan antara otoritas Liga Primer dengan serikat pemain PFA terkait dengan kemungkinan pemotongan gaji hingga saat ini masih menemui jalan buntu.
Oleh karena itu, Knight mengaku sudah menyurati Menteri Keuangan Rishi Sunak agar mengambil langkah tegas terkait gaji pemain Liga Primer tersebut.
"Saat ini kita menghadapi situasi carut marut di mana pemain Liga Primer yang tidak bekerja menerima ratusan ribu pound sterling di rekening mereka, sedangkan staf yang menjalankan roda klub malah kehilangan pendapatan," kata Knight dilansir Reuters pada Kamis (2/4/2020) malam WIB.
"Jika Liga Primer tak segera mengambil langkah, pemerintah harus turun tangan untuk menjatuhkan denda finansial signifikan sebagai pengganti bagi mereka yang lebih terdampak pendapatannya," tambahnya.
Liga Primer dan kompetisi-kompetisi sepak bola di Inggris saat ini ditangguhkan setidaknya hingga 30 April karena pandemi virus corona.
Pemain dan staf pelatih sejumlah klub seperti Norwich City, Bournemouth, Brighton & Hove Albion, serta Tottenham Hotspur sudah merelakan gaji mereka dipotong agar gaji para pekerja klub tetap bisa dibayarkan.