Bisnis.com, JAKARTA – Ketua badan sepak bola Bulgaria Borislav Mihaylov mundur dari jabatannya setelah insiden teriakan rasis penonton Bulgaria kepada tim Inggris pada pertandingan kualifikasi Euro di Sofia yang berkesudahan 6 - 0 untuk Inggris.
Menyusul pertandingan ini bos badan sepak bola Eropa UEFA Aleksander Ceferin menyatakan sepak bola harus melancarkan perang kepada para pelaku pelecehan rasial.
Inggris menang besar dalam pertandingan ini, tetapi terus-terusan dicemooh secara rasis oleh fans Bulgaria sampai-sampai pertandingan dihentikan dua kali pada babak pertama.
Insiden itu memaksa Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berusaha dengan mengutuk rasisme perbuatan "keji" yang di antara bentuknya adalah bersuara menirukan suara kera dan salut ala Nazi.
Johnson menyeru UEFA mengambil tindakan keras. Gayung bersambut, ketika Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borisov mendesak presiden federasi sepak bola negaranya untuk mundur.
"Saya mendesak Borislav Mihaylov untuk mengundurkan diri sesegera mungkin!" tulis Borisov dalam Facebook, seraya menambahkan bahwa adalah "tak bisa dibenarkan jika Bulgaria...dikaitkan dengan rasisme dan xenofobia".
Baca Juga
Beberapa jam kemudian Persatuan Sepak Bola Bulgaria (BFU) menyatakan Mihaylov mengajukan pengunduran dirinya dan menyerahkan otoritasnya kepada anggota Komite Eksekutif BFU.
Pengunduran diri Mihaylov terjadi beberapa saat sebelum markas besar BFU digeledah jaksa dan polisi, kendati belum jelas apakah ini berkaitan dengan pengunduran diri Mihaylov atau pelecehan rasis Senin malam terhadap pemain-pemain kulit hitam Timnas Inggris.
Beberapa saat sebelum UEFA mengumumkan penyelidikan atas perilaku fans Bulgaria itu, presiden UEFA Aleksander Ceferin menekankan lagi komitmen badan sepak bola Eropa itu untuk memberantas penyakit rasisme.
"Lebih luas lagi, keluarga besar sepak bola, semua orang dari pengelola sampai pemain, pelatih dan fans harus bekerja sama dengan pemerintah dan LSM untuk melancarkan perang terhadap kaum rasis," ujarnya seperti dikutip AFP.