Bisnis.com, JAKARTA – Lionel Messi telah menanti lama mitra di lini depan Argentina untuk mampu membawa trofi turnamen besar untuk negaranya dan kembalinya Sergio Aguero ke timnas memberi harapan baru untuk memenangi Copa America 2019 di Brasil yang dimulai 15 Juni ini.
Meskipun menyandang status top skor ketiga sepanjang masa untuk skuat Tango dan sangat subur di Manchester City, faktanya Aguero hanya bermain sejak awal dalam 14 pertandingan di ruenamen besar sejak debut di Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Namun, seiring dengan mundurnya Gonzalo Higuain dari timnas, Aguero kini dipersiapkan sebagai pemain utama di Brasil.
Aguero memainkan peran penting ketika memberi trofi untuk negaranya di level junior, dua kali memenangi Piala Dunia U-20 dan juga merengkuh medali emas Olimpiade bersama Messi di China pada 2008.
Tapi dia sangat ingin memenangi trofi internasional di turnamen utama, di atas semuanya adalah untuk Messi, yang telah merasakan gagal menang di empat final dengan tim nasional, kehilangan dua final Copa America terakhir, 2015 dan 2016, keduanya dikalahkan Cile adu penalti.
Dua kegagalan di final lainnya ialah pada Copa America 2007, kalah dari Brasil 0 - 3, dan Piala Dunia 2014, kalah 0 - 1 dari Jerman.
Aguero mengaku lebih bersemangat menjadi juara untuk Messi daripada untuk dirinya sendiri karena “dia telah bermain begitu lama dan dia sangat menderita.”
"Setiap saya bicara dengan Leo, kami selalu mengatakan 'Berdoalah agar suatu hari itu [juara bersama Argentina] terjadi untuk kami'. Itu yang dia inginkan dan itulah yang kita semua inginkan. Saya menempatkan diri pada posisi itu dan ingin melakukan yang terbaik," kata Aguero kepada Fox Sports.
Argentina juara di turnamen level senior terakhir kali pada 1993 di Ekuador. Itu merupakan gelar ke-14 bagi Argentina, yang menyandang sebagai juara terbanyak kedua setelah Uruguay, yang tampil 15 kali sebagai kampiun. Sementara itu, Brasil juara delapan kali, terakhir pada 2007.
