Bisnis.com, KUDUS - Laga sepakbola dan pengajian adalah dua wilayah yang berbeda. Meski sama-sama bisa menggunakan lapangan sepakbola, jarang atau bisa jadi tidak pernah ada pengajian dilakukan bersamaan dengan laga sepakbola.
Tapi, halnya berbeda jika berbicara tentang upaya membangkitkan prestasi sepakbola melalui pengajian. Tengok saja apa yang dilakukan pendukung Persiku Kudus. Demi membangkitkan prestasi klub sepakbola kesayangannya, pendukung Persiku mengadakan pengajian.
Tak tanggung-tanggung, Persiku mengundang Budayawan Emha Ainun Nadjib, yang kerap disapa Cak Nun, bersama kelompok musik Kiai Kanjengnya. Mereka tampil di Alun-alun Kudus untuk membangkitkantim Persiku Kudus, Jawa Tengah, agar bisa tampil di kasta tertinggi sepakbola nasional.
Prestasi Persiku Kudus, Jawa Tengah, akhir-akhir ini memang meredup. Sempat masuk kasta Divisi Utama atau sekelas Liga II, kini Persiku hanya bertahan di Liga III Jateng. Itu pun tidak dengan prestasi yang mantap.
Di babak penyisihan Grup Liga III Jateng, Persiku tidak mampu bersaing dengan tim-tim lainnya.
Dalam rangka membangkitkan kembali tim Persiku Kudus yang berjuluk Macan Muria maka dihadirkanlah budayawan Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun bersama kelompok musik Kiai Kanjeng.
Kehadiran Cak Nun bersama Kiai Kanjeng di Alun-alun Kudus pada Selasa (2/10) malam, mendapatkan sambutan meriah masyarakat di Kabupaten Kudus, termasuk para suporter Persiku Kudus maupun para santri.
Sinau [belajar/ngaji] bareng Cak Nun yang digagas oleh Terobosan Gagasan Sosial (Tegas) Group dan suporter Macan Muria yang berakhir Rabu (10/3) dini hari. Kegiatan tersebut memberikan warna tersendiri dalam membangkitkan kembali Persiku.
Masing-masing suporter diajak menyampaikan gagasan atas tiga pertanyaan yang dilontarkan Cak Nun. Pertanyaan itu adalah:
- harapan terhadap Persiku
- apa saja yang seharusnya dilakukan dan tidak boleh dilakukan suporter, serta
- hubungan sepak bola dengan agama.
"Hasil dari pemaparan ketiga kelompok pendukung Tim Persiku Kudus, ternyata semua memiliki gagasan yang baik dan mau berpikir demi kemajuan olahraga," kata Emha.
Bahkan, kata dia, dibentuknya ketiga kelompok dari para suporter juga memunculkan persaudaraan karena mereka semua sebelumnya tidak saling kenal.
Cak Nun mengingatkan untuk mencapai keberhasilan, jangan punya permasalahan dengan Allah SWT dan harus mesra dengan Rasulullah SAW.
Sebagai wujud cinta terhadap Persiku, apa pun hasil pertandingan di setiap laga harus diterima dengan senang hati dan tetap mendukung Persiku.
"Jangan pula melakukan permusuhan dengan suporter lain. Sebagai manusia harus penuh rasa syukur dan gembira," ujarnya.
Pemimpin Soto, Gado-Gado, dan Jenang
Pada kesempatan tersebut, Cak Nun mengajak semua pemimpin mengutamakan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan.
"Jangan hanya mempertimbangkan yang dirasa baik dan benar. Dalam mencari ilmu itu butuh kebijaksanaan. Begitu pula sebaliknya kebijaksanaan juga harus didasari dengan ilmu," ujarnya.
Ia mencontohka soto ya soto, gado-gado ya gado, jenang ya jenang itu rasanya sama sedapnya.
Oleh karenanya, pemimpin itu harus mempersatukan kebijakan dan keputusan adalah keputusan yang bijaksana.
"Jangan sampai mengandalkan baiknya sendiri, akan tetapi baiknya secara keseluruhan," ujarnya.
Entertainmen
Bupati Kudus Muhammad Tamzil mengapresiasi acara sinau bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng, terutama dalam membangkitkan Persiku Kudus mendatang.
Ia bertekad menjadikan sepakbola di Kudus sebagai sebuah entertainmen atau hiburan yang menarik. Dengan begitu semua kalangan akan bangga ketika menonton sepak bola.
Oleh karena itu, kata dia, dengan tagline "bapak Persiku kembali" dirinya berkewajiban untuk mengangangkat Persiku Kudus.
"Pekan ini berencana menggelar rapat dengan pemerhati Persiku Kudus, untuk membicarakan pelatihnya, kemudian manajemennya siapa. Biar pelatih ini bisa mengambil pemain," ujarnya.
Ia berharap tim Persiku bisa kembali bersaing di tingkat nasional.
Acara ngaji bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng ini, diharapkan dapat membawa masyarakat Kudus tetap bisa mengingat filosofi gusgijang (bagus, ngaji dan berdagang) karena sangat kental dengan Kota Kudus.
"Pribadi yang tidak lelah mengaji dan jiwa berdagang ini merupakan modal utama untuk membangun Kudus yang religius dan modern," ujarnya.
Ia mengajak para suporter maupun pendukung Persiku Kudus tidak lupa mengaji, beselawat, dan salat.
Gerakan Sosial
Ketua Umum Tegas Group Munjahid mengatakan Tegas Group merupakan sebuah organisasi masyarakat yang semata-mata sebagai gerakan sosial.
"Organisasi ini wujud dari persatuan seluruh unsur masyarakat Kudus. Mulai dari lintas agama, sosial, partai, dan golongan," ujarnya.
Nantinya, kata dia, pihaknya akan bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Kudus yang dimpimpin Bupati dan Wakil Bupati Kudus, Muhammad Tamzil-Hartopo periode 2018-2023 untuk mewujudkan Persiku Kudus kembali jaya di liga nasional Indonesia.
Ia mengajak masyarakat, khususnya suporter Persiku Kudus untuk menjaga persatuan dan kesatuan serta jangan sampai ada kekisurahan antarsuporter.
"Demi masa depan Persiku mendatang, kami memberkan motivasi setinggi-tingginya kepada tim Persiku Kudus agar bisa lolos di liga satu Indonesia," ujarnya berharap.