Bisnis.com, PARIS – Dipermalukan di seluruh dunia karena berpura-pura terjatuh dan kesakitan saat berlaga di Piala Dunia di Rusia, penyerang Brasil Neymar da Silva Santos Jr. mengakui terdapat reaksi-reaksi "yang berlebihan" sambil mengatakan dirinya masih harus belajar mengatasi rasa frustrasi.
Pada video sepanjang 90 menit yang dibuat untuk sponsornya Gillette dan dipublikasikan melalui akun-akun media sosial dan televisi Brasil, Neymar berupaya memenangi kembali hati para penggemar yang mengkritik tingkah lakunya.
"Pul sepatu di betis saya, lutut di punggung saya, injakan di kaki saya," ucapnya. "Anda mungkin berpikir saya berlebihan dan terkadang saya benar-benar berlebihan. Namun faktanya adalah bahwa saya disakiti di lapangan."
"Masih terdapat sosok anak-anak di dalam diri saya. Terkadang ia terpesona dengan dunia dan terkadang ia mengganggu dunia."
Penyerang Paris St Germain (PSG) ini berharap Piala Dunia Rusia akan mendongkrak dirinya sehingga memiliki status serupa seperti Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, dua pemain yang bergantian menjadi Pemain Terbaik Dunia dalam satu dekade terakhir.
Tetapi yang terjadi, ia justru tersingkir di fase perempat final ketika Brasil kalah dari Belgia ketiha para penggemar tidak terlalu fokus pada permainannya dan lebih melihat aksi-aksi diving dan air mata yang ia keluarkan.
Mantan pemain Barcelona dan Santos berusia 26 tahun itu, yang menderita cedera kaki serius pada Februari dan baru kembali bermain beberapa hari sebelum dimulainya Piala Dunia, mengatakan kepada para penggemar di kampung halamannya bahwa ia berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik dan mengatasi kekecewaan sepak bola yang dibebankan kepadanya.
"Ketika saya terlihat kasar, itu bukan karena saya adalah anak yang manja, itu karena saya belum belajar mengatasi rasa frustrasi," ucapnya melalui voice over di video hitam-putih itu.
"Saya memerlukan waktu untuk menerima kritik Anda, saya memerlukan waktu untuk melihat ke cermin dan mengubah diri saya menjadi pria dewasa yang baru. Namun saya ada di sini, dengan wajah baru dan hati yang terbuka. Saya kecewa namun itu hanya kekecewaan untuk dapat bangkit kembali."
"Anda dapat terus melemparkan batu-batu atau menjauhkan batu-batu itu dan membantu saya berdiri. Ketika saya bangkit dengan kedua kaki saya, seluruh Brasil bangkit bersama saya."