Bisnis.com, JAKARTA — Pada Menit 51, sundulan Samuel Umtiti yang memanfaatkan tendangan penjuru berhasil menjebol gawang Belgia. Skor pun 1-0 untuk Prancis.
Sebagai pemain belakang, positioning Umtiti agak diabaikan Belgia. Itu terlihat ketika sundulannya tidak bisa diblok oleh Marouane Fellaini yang lompatannya jauh lebih tinggi dari Umtiti
---
Menit-menit awal, Prancis langsung menggebrak dan sepertinya akan menguasai pertandingan. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Kendali permainan dipegang Belgia dengan total penguasaan bola 64%
Pertandingan semi final Piala Dunia 2018 antara Prancis melawan Belgia akan berlangsung menarik karena mereka sudah tahu kekutan dan kelemahan masing-masing pemain.
Maklum, dari 11 pemain yang akan diturunkan masing-masing tim ternyata ada delapan pemain Prancis yang akan bertanding melawan delapan rekannya di klub sepak bola yang sama.
Berikut ini peta pertemuan kawan-lawan antara Prancis dan Belgia yang disusun oleh Simon Massart, Koresponden FIFA untuk Timnas Belgia.
Urutannya sebelah kiri adalaha nama pemain Tinmas Prancis, sedangkan sebelah kanan adalah Timnas Belgia.
Chelsea: Olivier Giroud (9), Ngolo Kante(13) vs Eden Hazard (10),Thibaut Courtois (1)
Monaco: Thomas Lemar (8), Djibiril Sidibe (19) vs Youri Tielemans (17)
Barcelona: Ousmane Dembele (11), Samuel Umtiti (5) vs Thomas Vermaelen (3)
Manchester City: Benjamin Mendy (22) vs Vincent Kompany (4), Kevin de Bruyne (7)
Manchester United: Paul Pogba vs Marouane Fellaini (8), Romelu Lukaku (9)
Pihak FIFA selalu menunjuk dua korepondennya untuk membuat reportase resmi jalannya pertandingan ke laman https://www.fifa.com.
Kedua reponden itu masing-masing diberi tugas utuk mengawal berita setiap tim untuk disajikan menjadi reportase menarik.
Untuk kubu Prancis, FIFA menunjuk Adrien Gingold, Koresponden FIFA untuk Timnas Prancis.
Prancis akhirnya lolos untuk maju ke partai final setelah skor 1-0, yang tercipta oleh Umtiti di menit 51, tak berubah hingga akhir pertandingan dengan tambahan waktu 6 menit di babak kedua.
Keunggulan 1-0 Prancis dari sundulan Samuel Umtiti pada menit 51 itu sekalgus mengantarkan pemain belakang Barcelona itu meraih gelar Man of The Match dalam laga semifinal Piala Dunia 2018 antara Prancis melawan Belgia.
Belgia secara akumulatis menguasai pertandingan dengan ball position 60%, namun lini pertahanan Prancis sangat solid sehingga serangan-serangan Belgia sulit menembus lini belakang Prancis.
Menit 87 Kante (Prancis) mendapat kartu kuning, kemudian menit 90+3 giliran Mbape yang diganjar kartu kuning.
Menit 90+4 koleksi kartu kuning Belgia bertambah dari pelanggaran Vertonghen.
Sudah 75 menit laga Prancis vs Belgia berjalan, skor masih 1-0 untuk keunggulan Prancis.
Belgia mendominasi pertandingan dengan 61% ball position, tetapi sulit menembus lini pertahanan Prancis.
Dua kartu kuning dikeluarkan wasit dan keduanya untuk pemain Belgia pada menit 63 dan 71.
Menit 63 Eden Hazard mendapat kartku kuning dan merupakan kartu kuning pertama dalam laga semifinal ini.
Menit 71 pemain belang Berlgia, Alderweireld, mendapatkan kartu kuning.
Pada Menit 51, sundulan Samuel Umtiti yang memanfaatkan tendangan penjuru berhasil menjebol gawang Belgia. Skor pun 1-0 untuk Prancis.
Sebagai pemain belakang, positioning Umtiti agak diabaikan Belgia. Itu terlihat ketika sundulannya tidak bisa diblok oleh Marouane Fellaini yang lompatannya jauh lebih tinggi dari Umtiti.
Hingga menit 60, Belgia masih menguasai pertandingan dengan ball position 59%, sedangkan Prancis 49%.
Babak I berakhir dengan hasil pertandingan sama kuat 0-0. Laga pertandingan masih di bawah kendali Belgia dengan ball position 58% dan Prancis 42%.
Pertandingan berjalan bersih, karena belum satu pun kartu kuning dikeluargan wasit Andres Cunha dalam pertandingan Semifinal Piala Dunia 2018 di Stadion Saint Petersburg yang dintoton oleh 64.286 penonton tersebut.
Belgia sangat menikmati permainan hingga pertandingan berjalan 30 menit.
Prancis sepertinya tidak terlalu bernafsu untuk memenangi ball position. Membiarkan Belgia menguasai pertandingan, Prancis langsung menusuk jantung pertahanan Belgia ketika mendapat kesempatan serangan balik.
Menit-menit awal, Prancis langsung menggebrak dan sepertinya akan menguasai pertandingan.
Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Kendali permaian dipegang Belgia dengan total penguasaan bola 64%
Adrien Gingold,Koresponden FIFA untuk Timnas Prancis dan Simon Massart, Koresponden FIFA untuk Timnas Belgia mencoba membuat perkiraan line up kedua tim.
Utak-atik itu berdasarkan pengematan kedua koresponden saat menempe kedua tim untuk mengorek dan menguping kemungkinan pola permainan dan susunan pemain yang akan diturunkan di laga semifinal.
Didier Deschmap diperkirakan menerapkan pola permainan 4-2-3-1, sedangkan Roberto Martinez memilih pola 3-5-2 untuk Belgia.
Ada pun perkiraan lin-up pemainnya adalah sebagai berikut.
Sebelum berlaga di Piala Dunia 2018, Pelatih Prancis Didier Deschamp banyak mendapatkan kritik ketika Les Bleus bermuka seribu karena tidak menunjukkan identitas permainan tim yang baku.
Namun ketika bermain di turnamen akbar tersebut, ramuan Deschamp mulai membuahkan hasil.
Mereka menerapkan taktik yang berbeda di fase penyisihan Grup C, babak 16 besar dengan menumbangkan Argentina dengan skor 4-3, menyingkirkan Uruguay di perdelapan final dengan skor 2-0.
Aakah ini berarti Deschamp memiliki 3 tim bayangan yang berbeda dari 22 pemain yang dia boyong ke Russia?
“Tidak, mereka adalah tim yang sama, dengan taktik yang berbeda,” tulis reportase Adrien Gingold, Koresponden FIFA untuk Timnas Prancis, di laman fifa.com.
Sang arsitek tim Belgia, Robertor Martinez, juga membuktikan bahwa dirinya piawai dalam meramu tim. Bahkan dalam satu pertandingan dia bisa menerapkan taktik yang berbeda.
Menarik untuk ditunggu adu taktik antara Deschamp dan Martinez, karena setelah menjalani 3 laga di face grup dan 2 laga di 16 besar dan 8 besar, kedua pelatih itu telah menemukan racikan tim yang berbeda. Kedua pelatih itu dengan leluasa bisa menerapkan taktik yang berbeda.
Lalu apa yang membedakan Deschamp dengan Martinez?
Berdasarkan pengamatan Simon Massart, Koresponden FIFA untuk Timnas Belgia, Martinez selalu mengedapkan nilai-nilai kolektivitas di samping aspek taktik pertandingan.
Satu filosofi yang selalu dia tekankan di timnya adalah bahwa setiap pemain memiliki peran yang penting bagi tim, tidak peduli itu pemain bintang maupun bukan.
“Buktinya, selama berlaga di Russia, Belgia memiliki sembilan pencetak gol yang berbeda,” ujarnya.
Di tubuh tim Belgia, setiap pemian harus benar-benar siap bermain dan siap berkorban habis-habisan.
“Di satu sisi, mereka juga harus siap dibakucadangkan dan mereka tetap mempunyaintugas mulia, yaitu memberi dukungan moril kepada rekannya yang diturunkan berlaga,” lanjut Massart.
Apakah Deshcamp berarti tidak memompakan semangat serupa di tubuh Les Bleus? Tentu saja tidak.
Setiap pelatih pasti akan menerapkan hal serupa. Namun, intensitas penekanan semangat tim oleh Martinez tampaknya lebih menonjol dibandingkan dengan Deshcamp.
Apakah ini bisa diartikan Martinez akan memetik hasil lebih bagus ketimbang hasil polesan Deschmap di Les Bleus? Kita lihat saja 1 jam 15 menit lagi saat Prancis dan Belgia bertarung di semifinal.
Apa yang akan terjadi jika laga Prancis dan Belgia terpaksa harus mengandalkan adu fisik untuk merebut bola dan mengamankan ball position?
Ternyata Prancis sudah tahu jawabannya dan itu dibuktikan saat menyingkirkan Uruguay 2-0 di partai perempat final atau delapan besar Jumat (6/7/2018).
Menurut laporan Adrien Gingold, Koresponden FIFA untuk Timnas Prancis, tim asuhan Didier Deschamp sudah punya jawaban untuk itu: Lucas Hernandez dan Paul Pogba.
"Lucas Hernandez adalah full back yang selalu memangi duel adu fisik selama Piala Dunia Russia. Sementara itu, Paul Pogba sebagai pemain tengah tercatat memangi duel fisik sebanyak 14 kali saat menyingkirkan Uruguay," tulis Gingold di laman fifa.com.
Hal itu setidaknya diraskan oleh Hugo Lloris, penjaga gawang utama Prancis.
"Belgia adalah tim yang lengkap di sini di setiap pertandingan. Mereka bertahan,menyerang,melancarkan serangan balik. Mereka kuat untuk duel di udara maupun duel bola-bola bawah," ujar Lloris seperti dilaporkan Adrien Gingold,Koresponden FIFA untuk Timnas Prancis,di laman fifa.com hari ini Selasa (10/7/2018).
Menurut Lloris, Prancis harus bermain tanpa membuat kesalahan agar tidak menderita kekalahan.
"Untuk mengalahkan Belgia, kami turun ke lapangan dengan bermain tanpa cacat," katanya.
Timnas Prancis besutan Didier Deschamps kembali bertemu wasit asal Uruguay, Andres Cunha.
Ini kali kedua bagi Prancis berlaga di bawah peluit Cunha. Yang pertama adalah Laga melawan Australia di Grup C Sabtu (16/6/2018).
Prancis boleh dibilang cukup bersih ketimbang Australia, karena hanya mendapatkan satu kartu kuning dari 16 pelanggaran yang dilakukan.
Sementara itu, Australia harus rela mendapatkan hadiah tiga kartu kuning berkat 19 pelanggaran yang dilakukan Timnas Negerai Kanguru tersebut.
Yang menyesakkan anak-anak asuhan Deschamps adalah hadiah penalti yang diberikan kepada Australia, ketikan tangan Samuel Umtiti (pemain belakang Barcelona) terkena bola di kotak penalti.
Padahal posisi saat ini Prancis baru saja unggul 1-0 melalui gol Antoine Griezmann pada menit 58 babak kedua. Australia sukses memaksimalkan penalti untuk menuai gol melalui sang algojo bermuka brewok, Mile Jedinak di menit 62.
Bayangkan hanya berselang 4 menit Australia mempu membalas gol berkat tangan apes Umtiti.
Beruntung Australia melakukan blunder yang berbuah gol bunuh diri Aziz Behich pada menit 80. Prancis pun unggul 2-1 dan skor berakhir hingga akhir pertandingan dan meraih 3 poin penuh.
Kini Prancis harus bernostalgia dengan Cunha di laga krusial: semi final melawan Belgia.
Akankah terjadi lagi hukuman penalti bagi Prancis, sehingga menguntungkan kubu Belgia. Kita tunggu saja.
Adrien Gingold, Koresponden FIFA untuk Timnas Prancis memprediskikan titik krusial laga Prancis vs Belgia adalah kemampuan Ngolo Konte di lini belakang untuk mematikan Eden Hazard yang tak lain adalah rekan setimnya di Chelsea.
"Duel antara kedua pemain Chelsea itu akan menjadi kunci hasil pertandingan," papar Gingold di laman Fifa.com.
Sementara itu di kubu Belgia, Simon Massart, Koresponden FIFA untuk Timnas Belgia, melihat kesiapan psikologis skuad besutan Roberto Martinez itu jauh lebih utama ketimbang kesiapan fisik pemain.
"Tanpa Thomas Meunier yang tak bisa berlaga karena akumulasi dua kartu kuning, Martinez kemungkinan akan menggunakan pola 4-4-2 untuk meredam serangan Prancis," tulisnya di laman Fifa.com.
Adrien Gingold, Koresponden FIFA untuk Timnas Prancis, menuturkan masyarakat Prancis sangat antusias menantikan laga semifinal Prancis vs Belgia di Piala Dunia 2018.
Pasalnya, secara batin mereka merasa masih 'bersaudara' dengan warga Belgia, yang dalam kesehariannya menggunakan Bahasa Prancis sebagai bahasa ibu. Politiklah yang memisahkan mereka menjadi dua negara bebeda.
Itulah sebabnya Harian Olah Raga L'Equip menganggap laga Prancis vs Belgia sebagai laga derby.
"Pertandingan derby terpenting dalam sejarah," tulis L'Equipe, seperti dituturkan Gingold di laman fifa.com.
Laga Prancis vs Belgia akan digelar di Stadion St. Petersburg hari ini Selasa (10/7/2018) pukul 21:00 waktu setempat atau Rabu dini hari (11/7/2018) pukul 01:00 waktu Jakarta.
Suasana Stadion St. Petersburg terlihat lengang dan damai 11 jam menjelang pertandingan. Namun, di balik itu pelatih dan pemain di kubu Prancis maupun Belgia sudah mulai mengotak-atik susunan permainan.
Prediksi pola permainan Belgia yang dibesut sang pelatih Roberto Martinez sulit ditebak, karena formanya bisa berubah-ubah.
Hal itu diakui oleh Simon Massart, Koresponden FIFA untuk Timnas Belgia.
Menurut dia, kunci pola permainan Belgia akan ditentukan oleh pilihan pemain kunci lini tengah yang akan diturunkan yaitu antara Yannick Carrasco atau Marouane Fellaini.
"Jika Carrasco yang diturunkan, perkiraan line up Belgia adalah 3-4-2-1 atau 4-4-2," ujarnya melalui laman fifa.com.
Ada pun susunan pemain dengan formasi itu adalah Thibaut Courtois; Jan Vertonghen, Vincent Kompany, Thomas Vermaelen, Toby Alderweireld; Axel Witsel, Kevin De Bruyne, Nacer Chadli, Yannick Carrasco; Eden Hazard, Romelu Lukaku.
"Jika posisi Carrasco diisi Fellaini, maka perkiraan pola yang diterapkan Belgia adalah 3-4-3," lanjut Massart.