Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LIGA INGGRIS: FA, Pita Kuning Guardiola Sikap Politik, Simbol Kemerdekaan Katalan

Ketua eksekutif FA Martin Glenn menyuarakan pembelaannya terhadap keputusan organisasinya untuk mendakwa manajer Manchester City Pep Guardiola karena mengenakan pita kuning untuk mendukung kemerdekaan Katalan.
Pelatih Manchester City Pep Guardiola/Reuters-Lee Smith
Pelatih Manchester City Pep Guardiola/Reuters-Lee Smith

Bisnis.com, LONDON - Ketua eksekutif FA Martin Glenn menyuarakan pembelaannya terhadap keputusan organisasinya untuk mendakwa manajer Manchester City Pep Guardiola karena mengenakan pita kuning untuk mendukung kemerdekaan Katalan.

Pria asal Spanyol Guardiola memiliki waktu sampai Senin (5/3/2018) untuk merespon dakwaan FA bahwa dirinya menunjukkan pesan politik.

"Anda tidak dapat dan kami tidak ingin peralatan sepak bola untuk menunjukkan simbol-simbol politik. Selalu seperti ini," kata Glenn kepada media Inggris mengacu kepada kontroversi terkini mengenai para pemain Britania yang mengenakan simbol bunga poppy di kaus mereka.

"Masalah yang kami hadapi dengan bunga poppies adalah hal itu untuk sejumlah alasan, seseorang yang baru di FIFA berpikir bahwa bunga poppy merupakan simbol politik dan kami berjuang keras menentang gagasan itu dan untunglah hal itu telah terselesaikan," kata Glenn.

"Hal-hal seperti bunga poppy merupakan hal yang baik namun hal-hal itu akan memecah-belah. Dan hal itu dapat menjadi simbol-simbol religius, dapat berupa Bintang Daud, dapat berupa palu dan arit, itu dapat berupa swastika, apapun seperti Robert Mugabe di kaus Anda, itulah hal-hal yang tidak kami inginkan," tambahnya.

"Dan sejujurnya dan agar sangat jelas, pita kuning Pep Guardiola merupakan sikap politik, itu adalah simbol kemerdekaan Katalan." Glenn mengatakan FA bersikap tegas dalam berusaha mengaplikasikan peraturan-peraturan dalam permainan.

"Di mana Anda menarik garis? Apakah kami memiliki seseorang dengan lencana UKIP (Partai Kemerdekaan United Kingdom), seseorang dengan lencana ISIS? tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/REUTERS
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper