Kabar24.com, KUPANG -- Ketua Harian KONI Nusa Tenggara Timur, Andre Koreh mengatakan, jenazah Simpai Bernabas Ndjoerumana dipastikan terbang dari Hong Kong ke Indonesia pada petang ini.
"Semua urusan dokumen sudah clear dan petang ini, jenazah akan diterbangkan dari Hong Kong menuju Jakarta dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia," kata Andre Koreh melalui pesan Whatsapp, Rabu (9/8/2017), terkait perkembangan terkini mengenai jenazah Simpai Nabas.
Simpai Barnabas yang meninggal dunia di atas pesawat dalam penerbangan dari San Fransisco menuju Hong Kong, setelah mengantar anak-anak didiknya berlaga dalam kejuaraan dunia Shorinji Kempo di San Mateo California, Amerika Serikat pada 4 Agustus 2018 tertahan di Rumah Sakit Bandara Hong Kong.
Kondisi ini disebabkan karena Undang-undang Hong Kong mengatur bahwa pemulangan jenazah harus melalui keputusan hakim setempat terkait penyebab kematian.
"Hakim Pengadilan Hong Kong sudah mengizinkan pemulangan jenazah pendiri olahraga kempo Nusa Tenggara Timur, Bernabas Ndjoerumana (Simpai Nabas) ke Indonesia. Izin pemulangan itu setelah dokter forensik Hong Kong menyatakan bahwa Simpai Nabas meninggal karena sakit,” kata Andre Koreh.
"Memang ada delay sehari dari perkiraan sebelumnya karena exit permit dari Imigrasi Hong Kong baru keluar hari ini," katanya.
Baca Juga
Jenazah Simpai Nabas yang didampingi Sensei George Hadjo dan Sensei Alfons Theodorus diperkirakan tiba di Bandara Soekarno Hatta Cengkareng pukul 21.10 WIB malam ini.
Jenazah nantinya akan disemayamkan sementara di karantina bandara dan selanjutnya diterbangkan ke Kupang menggunakan pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 438 dan diperkirakan akan tiba di Kupang pada pukul 13.30 WITA.
Tanah kelahiran
Andre Koreh menambahkan, jenazah tidak dimakamkan di Kupang, tetapi akan dibawa ke tanah kelahiran Barnabas di Lewa, Kabupaten Sumba Timur.
"Setelah tiba di Kupang, jenazah almarhum Simpai Nabas disemayamkan semalam dan Jumat (11/8/2017) pagi, jenazah akan dibawa ke Sumba untuk dimakamkan di kampung halamannya di Lewa, Kabupaten Sumba Timur," katanya.
"Karena pesan almarhum jauh sebelum sakit dan ke Amerika, sudah memesan kepada para pelatih, seperti Sensei Alfons, kalau ada apa-apa bawa kembali dia ke kampung halamannya di Lewa. Dan karena ini amanat beliau, kami ikuti saja," ungkap Andre.
Menyangkut tata cara pemakaman dan lain-lain, menurut Andre, baik pemerintah maupun KONI menyesuaikan dengan keinginan keluarga.
"Secara prinsip KONI maupun pemerintah akan mengikuti keinginan keluarga, tetapi pesawat yang akan ke Sumba itu disiapkan pemerintah, termasuk dari Jakarta ke Kupang," katanya.