Bisnis.com, JAKARTA - Kamerun mengakhiri penantian 15 tahun untuk menjadi juara Piala Afrika manakala mereka berbalik menang 2-1 melawan Mesir dalam pertandingan final turnamen ini untuk edisi 2017.
Ini layak disebut sebagai buah dari kekukuhan pelatih Hugo Broos dalam mempertahankan skuat timnas dari negeri di Afrika Tengah itu.
Pelatih asal Belgia ini dikritik oleh media lokal Kamerun setelah dipilih menjadi pelatih Februari tahun lalu karena banyak mencampakkan pemain-pemain berpengalaman dan sebaliknya lebih memercayai pemain-pemain kurang dikenal.
Namun, langkah berani Broos kemudian berbuah manis setelah skuatnya mempersembahkan trofi ketika pemain pengganti Vincent Aboubakar mencetak gol penentu juara setelah sundulan Nicolas Nkoulou berhasil menyamakan gol Mesir yang dicetak Mohamed Elneny.
"Ketika saya datang ke Kamerun setahun lalu, saya mendapati sekelompok pemain tua dan tak punya motivasi. Saya harus mengubahnya," kata Broos.
"Mereka main tanpa antusiasme, bukan demi timnas, tapi karena diharuskan, karena pelatih mengundang mereka. Karena itu, saya sedikit mengubah tim, memasukkan beberapa pemain muda, dan itu berhasil," kata pelatih berusia 64 tahun itu, yang ketika masih bermain berposisi sebagai bek serta mempunyai 24 caps untuk Timnas Belgia pada 1974-1986.
Mesir diperkuat para pemain berpengalaman seperti duo Ahmed Fathi dan kiper Essam El Hadary yang sudah tujuh kali memperkuat negaranya pada Piala Afrika, sedangkan Kamerun hanya memiliki Nicolas Nkoulou yang pernah bermain pada babak knockout Piala Afrika sebelum turnamen edisi ini.
Di tengah absennya para pemain senior seperti Joel Matip, Aurelien Chedjou, dan Eric Maxim Choupo-Moting, para pemain muda seperti Christian Bassogog dan Fabrice Ondoa bersama dengan bek tengah berpengaruh Michael Ngadeu Ngadjui telah membuktikan mereka mampu mengemban tugas.
"Membalas wartawan adalah hal paling bodoh yang bisa dilakukan seorang pelatih. Saya bekerja untuk mendapatkan hasil, dan saya senang sekali telah menjuarai Piala Afrika," kata Broos, ketika ditanya apakah dia senang telah membuktikan bahwa media massa selama ini salah tentang dia.
"Ini awal yang baik. Saya tidak memasalahkan pers mengkritik pemain-pemain saya, yang saya minta adalah mereka adil dan objektif. Saya harap setelah kami juara, hubungan kami dengan media akan membaik," ungkapnya.