Bisnis.com, JAKARTA - Presiden FIFA Gianni Infantino menegaskan, tak melakukan pelanggaran apa pun kendati dia dikaitkan dengan skandal dokumen bocor "Panama Papers".
Dalam majalah olahraga Jerman, Kicker, edisi Senin (11/4/2016), pria berusia 46 tahun yang Februari lalu terpilih sebagai Presiden FIFA itu bersikeras, bahwa dia telah bertindak benar selama menjadi kepala bagian hukum badan sepak bola Eropa UEFA.
Pada Rabu (6/4/2016), polisi Swiss menggeledah markas besar UEFA di Nyon sebagai bagian dari penyelidikan "mismanajemen kriminal" dalam kesepakatan hak siar Liga Champions yang ditandatangani Infantino pada 2006.
Mitra pemasaran UEFA, Team Marketing, menjual hak siar itu kepada Cross Trading, sebuah perusahaan yang dimiliki pasangan ayah dan anak asal Argentinia --Hugo dan Mariano Jinkis-- yang kini didakwa di AS atas tuduhan korupsi bersama 39 pejabat dan eksekutif sepak bola.
Kesepakatan hak siar itu terungkap juga pekan lalu dalam "Panama Papers", yakni skandal bocornya 11,5 juta dokumen mengenai 214.000 perusahaan offshore yang tercatat pada firma hukum Panama Mossack Fonseca.
"Seluruh prosesnya benar dan terdokumentasi dengan baik," kata Infantino kepada Kicker. "Cara dokumen itu dibeberkan sungguh merupakan aib."
"Tim pemasaran UEFA telah merekomendasikan bahwa yang paling tinggi dari dua tender saja yang hanya menerima kontrak untuk hak siar itu."
Dia melanjutkan, "Kontrak itu dirundingkan oleh tim pemasaran tersebut secara rinci dan diperiksa oleh dua divisi UEFA, yang menurut prosedur standard, ditandatangani oleh dua direktur UEFA."
"Dalam perkara ini, saya adalah salah seorang dari dua direktur, namun tergantung kepada ketersediaan, bisa saja ada dua direktur lainnya."
"Andai pun setelah kontrak dipastikan, pembeli hak siar bisa saja melakukan transaksi yang tidak jujur, dan baik UEFA maupun saya tidak mempunyai pengaruh atas hal itu."
Infantino yakin bakal bertahan karena semua telah sesuasi dengan ketentuan, demikian AFP.