Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dijadwalkan menghadapi Kamboja dalam pertandingan kedua Grup A cabang sepak bola Sea Games 2015 di Singapura. Laga yang disiarkan secara langsung oleh SCTV pada Sabtu (6/6/2015) pk. 19:30 WIB itu wajib dimenangi Garuda Muda demi memelihara asa ke semifinal.
Kewajiban memetik 3 angka atas tim berjuluk Serdadu Angkor itu dilatarbelakangi kekalahan dari Myanmar dalam laga pembuka dengan skor 2-4. Beruntung, Singapura juga kalah dari Myanmar sehingga membuka peluang untuk setidaknya mengakhiri Grup A dengan posisi runner up.
Kini Indonesia dalam posisi head to head dengan Singapura. Dengan tetap ada kemungkinan laga versus Singapura seri, meskipun tentu harapannya adalah menang, maka menang dalam jumlah gol sebesar-besarnya saat meladeni Kamboja adalah prioritas agar bisa unggul selisih gol dibandingkan dengan tuan rumah apabila perolehan nilai akhir fase grup sama.
Namun, satu hal yang patut diingat oleh Manahati Lestusen dan kawan-kawan, jangan pernah menganggap enteng tim besutan pelatih asal Korea Selatan Lee Tae-hoon.
Filipina, yang di antara tim-tim anggota Asean Football Federation (AFF) menempati posisi teratas di luar Australia, sudah menerima kenyataan bahwa mereka bisa ditaklukkan oleh Kamboja dengan skor 1-3 pada Rabu (3/6/2015). Ini jelas dicatat sebagai tragedi bagi Filipina, yang timnas seniornya menghajar Indonesia 4-0 di Piala AFF 2014.
Indonesia juga bisa disebut mengalami tragedi dalam skala yang lebih kecil, atau setidaknya nyaris kena tragedi ala Kamboja di Sea Games. Itu terjadi pada Sea Games 1999, tepatnya 31 Juli, di Stadion Berakas di Kota Bandar Seri Begawan.
Ketika itu Indonesia mengurung habis Kamboja sepanjang 90 menit permainan, namun gol yang ditunggu tak kunjung muncul. Baru ketika injury time gol itu datang, itu pun melalui tendangan spekulasi jarak jauh dari Andrian Mardiansyah.
Jelaslah bahwa Evan Dimas Darmono dan kawan-kawan sama sekali tak boleh meremehkan Kamboja yang boleh jadi semula dianggap tim paling lemah di Grup A. Apa yang dialami oleh Filipina 3 hari lalu sudah patut menjadi pelajaran yang bisa diambil oleh skuat asuhan Aji Santoso. Jangan pula kisah Berakas terulang di Stadion Jalan Besar Singapura.