Bisnis.com, JAKARTA - Untuk pertama kalinya sejak penangkapan beberapa pejabat teras FIFA, Presiden FIFA Sepp Blatter merilis pernyataannya dengan menyambut baik upaya investigasi yang dilakukan aparat penegak hukum AS dan Swiss.
Sejumlah pejabat teras FIFA itu ditangkap atas tudahan suap, pemerasan dan pencucian uang oleh polisi Swiss, atas permintaan pihak berwenang AS.
"Ini adalah situasi yang sulit untuk sepak bola, fans dan FIFA sebagai organisasi," tulis pernyataan Sepp Blatter di situs resmi FIFA, Kamis (28/5).
"Kami mengerti telah muncul kekecewaan, banyak yang menyatakan dan saya tahu peristiwa hari ini berdampak pada cara orang memandang kami," kata Blatter yang sudah menjabat presiden FIFA sejak 1998 itu.
"Peristiwa ini patut disayangkan namun secara jelas kami menyambut tindakan dan investigasi oleh pihak berwenang AS dan Swiss dan percaya itu akan membantu memperkuat langkah-langkah yang diambil FIFA untuk membasmi kesalahan dalam sepak bola," cetusnya.
"Biarkan saya jelaskan, sebuah penyimpangan tidak punya tempat di sepakbola dan kami memastikan mereka yang terlibat di dalamnya akan dikeluarkan," kata pria 79 tahun berkebangsaan Swiss itu.
"Setelah peristiwa ini, Komite Etik Independen - yang sedang memproses pelaksanaan Piala Dunia FIFA 2018 dan 2022 - akan mengambil tindakan cepat dan melarang nama yang disebutkan pihak berwenang untuk berkegiatan di sepak bola nasional dan internasional," katanya.
Kejaksaan Agung AS sendiri mengumumkan 14 nama, selain mengungkapkan beberapa eksekutif pemasaran sepak bola dari AS dan Amerika Selatan telah menyuap sekitar 150 juta dolar (hampir Rp2 triliun) dalam kaitannya dengan berbagai turnamen sepak bola besar.
Para pejabat FIFA yang ditangkap itu adalah Eduardo Li, Jeffrey Webb, Eugenio Figueredo, Jack Warner, Julio Rocha, Costas Takkas, Rafael Esquivel, Jose Maria Marin san Nicolas Leoz.